Model Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Perkembangan Emosional Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analisis di TK Tahfizh Anak Bangsa Banda Aceh)

Kurangnya kualitas komunikasi antara orang tua dan anak usia dini, seperti jenis dan frekuensi interaksi yang terjadi sangat mempengaruhi seorang anak. Faktor- faktor seperti penggunaan bahasa yang sesuai, kemampuan mendengarkan, ekspresi emosi, dan kejelasan komunikasi dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Di samping itu, gaya komunikasi yang digunakan oleh orang tua, seperti apakah mereka lebih cenderung menjadi pengatur, mendukung, atau otoriter dalam berinteraksi dengan anak. Gaya komunikasi ini dapat mempengaruhi bagaimana anak mengenali dan mengungkapkan emosinya. Oleh karena itu, orang tua perlu menerapkan komunikasi, sikap dan perilaku yang baik terhadap anak dan lingkungan sehingga membentuk emosi kepribadian yang baik pada masa tumbuh dan kembang anak. Model komunikasi interpersonal mengupayakan sebisa mungkin berinterakasi dengan anak setiap hari. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pola dan model komunikasi interpersonal orang tua terhadap perkembangan emosional anak di TK Tahfidz Anak Bangsa Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara. Subjek yang digunakan sebanyak 7 orang ibu, yang merupakan orang tua siswa TK Tahfidz Anak Bangsa Banda Aceh dan juga Kepala Sekolah. Hasil penelitian menunjukan bahwa model komunikasi interpersonal yang digunakan oleh orang tua siswa TK Tahfidz Anak Bangsa adalah Model Komunikasi Interpersonal Joseph A. DeVito. Model komunikasi interpersonal DeVito menggambarkan sikap suportif (supportiveness), empati (emphaty), kesadaran (mindfulnes), dan keterbukaan (openness) dengan tujuan memberikan umpan balik (feedback) terkait pesan yang disampaikan orang tua kepada anak. Hal ini dideskripsikan dalam hasil wawancara yang menunjukkan sikap meluangkan waktu untuk mempererat keakraban antara orang tua dan anak, dan membuat anak merasa nyaman dengan orang tua serta lingkungan keluarganya. Orang tua bertanggung jawab mengawal anak-anaknya untuk saling berbagi pengalaman dan menanyakan masalah yang dihadapi anak di setiap waktu luangnya dan berupaya memberikan solusi atas segala permasalahan yang telah disampaikan oleh anak, menanamkan rasa percaya, sikap sportif, sikap terbuka orang tua terhadap anak. Hal ini terbukti memberikan dampak (feedback) terhadap perkembangan emosional anak, baik berupa persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah.