Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Anak Di Bawah Umur (Studi Kasus Di Kota Banda Aceh)

Pemerintah telah membatasi penjualan rokok terhadap anak-anak di bawah umur dan memberi arahan kepada semua orang yang memperjual belikan rokok untuk tidak memberi dan menjual rokok kepada anak-anak apalagi kepada anak sekolah yang masih di meja pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau. Namun Observasi dari penulis, kenyataanya di kota Banda Aceh terdapat beberapa titik dalam kawasan publik yang memperjual belikan tembakau berupa rokok baik sekitaran sekolah dan di beberapa titik lainnya yang mana anak-anak yang di bawah umur masih bebas untuk bisa memperoleh atau membeli tembakau atau rokok tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Penerapan Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR) dalam memperjual belikan rokok terhadap anak di bawah umur? Bagaimana Dampak diberlakunya PP No. 109 Tahun 2012 dalam Lingkungan masyarakat Kota Banda Aceh? Untuk memperoleh data skripsi ini dilakukan penelitian kepustakaan yaitu untuk memperoleh data sekunder melalui penelitian kepustakaan dan guna memperoleh data primer melalui penelitian lapangan yaitu melakukan wawancara dengan responden dan informan. Hasil penelian ini adalah Penerapan Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR) dalam memperjualbelikan rokok terhadap anak di bawah umur belum berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut disebabkan masyarakat tidak mengetahui akan aturan tersebut. Tidak pernah ada teguran bagi siapa saja yang melanggar aturan tersebut dan tidak ada sanksi yang dijatuhkan pada pelaku penjual rokok pada anak-anak dan orang hamil. Dampak diberlakukannya PP No. 109 Tahun 2012 dalam Lingkungan Kota Banda Aceh adalah diberlakukannya Kawasan Tanpa Rokok di Banda Aceh, adanya informasi tentang bahaya merokok, terjadinya pengurangan konsumsi rokok, adanya larangan menjual rokok pada orang hamil dan anak-anak, tidak ada lagi iklan rokok yang merangsang masyarakat untuk menghisap rokok, adanya pengendalian promosi produk tembakau di Banda Aceh, Perlindungan terhadap anak dari bahaya rokok juga telah dilakukan dengan upaya preventif dari pihak kepolisian yaitu dengan cara memperingatkan para pedagang agar tidak memperjualbelikan rokok kepada anak di bawah umur 18 tahun