Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi Aceh

Pendidikan moderasi beragama perlu diterapkan, ini merupakan langkah untuk mencegah lahirnya paham radikalisme dan ekstrimisme di kampus, serta untuk dapat merubah sudut pandang keagamaan yang selama ini merasa benar sendiri, serta membida’ahkan selain dari pemahamannya, juga menganggap sesat, dan mengkafirkan orang lain yang tidak sependapat dengan pemahamannya. Tentu hal yang paling dikhawatirkan dari paham radikalisme, ini akan menumbuhkan pandangan bahwa penganut agama lain boleh diperangi. Pada akhirnya akan melahirkan sikap terorisme yang membolehkan bunuh diri atas nama agama untuk membunuh orang lain yang menganut agama berbeda, pandangan seperti ini sangat bertentangan dengan idiologi pancasila. Penelitian ini dilakukan di UIN-Ar-Raniry dan Unsyiah berlokasi di Kota Banda Aceh, dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang berbeda suku dan budaya di perguruan tinggi Aceh sudah di implementasikan dengan baik, tidak terjadi gesekan atau paham-paham radikal dikalangan mahasiswa yang mempersoalkan masalah perbedaan agama atau perbedaan suku dan budaya. Sedangkan penguatan kearifan lokal (kesukuan) di perguruan tinggi antar sesama mahasiswa berbeda tidak menjadi permasalahan, mahasiswa masih mampu bergaul di tengah-tengah perbedaan suku dan budaya, dan mampu menjalankan nilai-nilai moderasi beragama. Adapun hambatan yakni faktor bahasa dan kebudayaa Aceh dan faktong pendukung adalah lingkungan yang sangat mensupport untuk beradabtasi di Aceh.