Integrasi Fiqh Dan Astronomi Dalam Penentuan Awal Bulan Hijriah Di Aceh

Alfirdaus Putra, 28162606 (2023) Integrasi Fiqh Dan Astronomi Dalam Penentuan Awal Bulan Hijriah Di Aceh. Doctoral thesis, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

[thumbnail of Integrasi Fiqh Dan Astronomi Dalam Penentuan Awal Bulan Hijriah Di Aceh] Text (Integrasi Fiqh Dan Astronomi Dalam Penentuan Awal Bulan Hijriah Di Aceh)
disertasi full.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (7MB)

Abstract

Dinamika penentuan awal bulan hijriah di Aceh menyebabkan perbedaan ibadah awal Ramadan, Syawal dan Zulhijjah. Perbedaan ini terus menerus terjadi hingga menimbulkan keraguan bagi masyarakat untuk melaksanakan beberapa ibadah wajib terkait. Penelitian ini mengevaluasi penyebab perbedaan penentuan awal bulan hijriah di Aceh yang berdampak pada praktek perilaku kehidupan keagamaan. Tujuan penelitian adalah menemukan dan menganalisis penentuan awal bulan hijriah dalam fiqh, penentuan awal bulan hijriah di Aceh dalam perspektif astronomi dan integrasi astronomi terhadap penentuan awal bulan hijriah di Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data adalah wawancara terstruktur dan dokumentasi terhadap nash dan hadis serta buku-buku terkait. Data dianalisis secara induktif. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa jumhur ulama berpendapat penentuan bulan hijriah dilakukan dengan rukyatul hilal dan istikmal apabila terjadi ghumma. Ayat dan hadis tidak ditakwilkan sehingga rukyat adalah ibadah mahḍah bersifat ta’abbudi ghair ma’qūl al-ma'ná. Beberapa ulama kontemporer mengkontekstualisasikannya dengan ilmu astronomi dan penentuan bulan hijriah bukan ibadah mahḍah dan bersifat ta’aqquli ma’qūl al-ma'ná.Penentuan awal bulan dilakukan dengan empat metode. Pertama, rukyat bi al-fi’li dengan maṭla’ delapan derajat yang merupakan bagian astronomi observasional tanpa mempertimbangkan faktor keberhasilan observasi. Kedua, hisab ‘urfi khumasi yang ditolak dalam astronomi. Ketiga, imkān rukyat altitude 30 dan elongasi 6,40 dengan maṭla’ wilāyatul hukmi dan keempat adalah hisab wujūdul hilal. Integrasi fiqh dan astronomi dilakukan dengan kontekstualisasi ayat dan hadis kepada astronomi observasional. Rukyat dilakukan untuk menemukan fase bulan pertama yaitu hilal. Jika tidak terlihat maka diistikmalkan dengan alasan ghumma astronomi yaitu perpindahan dari ‘illat terhalang karena mendung menjadi terhalang karena batas kontras hilal terendah yang dapat diobservasi dengan altitude >30 dan elongasi >6,40. Ikhtilāful maṭali’ diakui dengan batas visibilitas hilal. Penanggalan hijriah berdasarkan pada garis tanggal visibilitas hilal karena bulan hijriah ditetapkan berdasarkan fase-fase peredaran bulan bukan peredaran matahari. Novelti penelitian berupa kriteria dan maṭla’ visibilitas hilal berdasarkan astronomi observasional sebagai bentuk integrasi fiqh dan astronomi menjadi opsi solusi dalam penentuan awal bulan hijriah di Aceh.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.02 Usul Fiqh
Divisions: Program Pascasarjana > S3 Fikih Modern (Hukum Islam)
Depositing User: Alfirdaus Putra Firdaus
Date Deposited: 25 Sep 2023 04:07
Last Modified: 25 Sep 2023 04:07
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/32816

Actions (login required)

View Item
View Item