Kodifikasi Hukum Islam Melalui Legislasi Hukum (Taqnīn) Menurut Wahbah Al-Zuḥailī

Kajian ini menganalisis konsep taqnīn hukum Islam. Para ulama masih berbeda pendapat apakah taqnīn dibolehkan atau tidak. Kajian ini difokuskan pada upaya menganalisis pandangan Wahbah Al-Zuḥailī. Permasalahan yang diajukan adalah bagaimana kodifikasi hukum Islam melalui taqnīn menurut Wahbah Al-Zuḥailī?, dan bagaimana relevansi pendapat Wahbah Al-Zuḥailī tentang taqnīn dilihat di dalam konteks dunia Islam kontemporer? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat konseptual. Hasil penelitian bahwa menurut Wahbah Al- Zuhaili, kodifikasi hukum melalui proses taqnīn boleh dilaksanakan pada negara- negara muslim. Hal Ini berbeda dengan pandangan ulama-ulama yang lain seperti Al-Syinqīṭī, Ṣāliḥ bin Fauzān, Al-Jibrīn, Al-Ghunaimān, Abū Zaid, Al-Basām, Al-‘Ajlān, dan Al-Rājiḥī, di mana mereka melarang melaksanakan taqnīn hukum Islam. Bagi Al-Zuḥailī, proses kodifikasi hukum Islam melalui taqnīn dilakukan untuk mengamalkan produk fikih para ulama yang ada dan tersebar di berbagai kitab fikih ulama mazhab, tersusun secara rapi dan bahasa yang mudah dipahami, sistematis, menyeragamkan pembentukan hukum Mahkamah, dan memudahkan hakim merujuk hukum, memudahkan masyarakat memahami hukum. Pemikiran Wahbah Al-Zuhaili relevan dengan konteks hukum di dunia Islam kontemporer.