Model Pembelajaran Menghafal Al-Qur'an Pada Kelas Al-'Ulya Di Rumah Tahfizh Al-Arabiyah Bireuen

Menghafal Al-Qur’an merupakan perbuatan yang sangat mulia yang dilakukan oleh setiap umat Muslim. Dalam proses menghafal membutuhkan usaha yang keras. Jika santri tidak semangat dalam menghafal, maka permasalahan tersebut bisa menghambat santri dalam menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang bagus untuk membuat santri mudah dalam menghafal Al-Qur’an. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana model pembelajaran menghafal Al-Qur’an pada kelas Al-‘Ulya di Rumah Tahfizh Al-Arabiyah Bireuen. Bagaimana faktor penghambat penerapan model pembelajaran menghafal Al-Qur’an pada kelas Al-‘Ulya di Rumah Tahfizh Al-Arabiyah Bireuen. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran menghafal Al-Qur’an pada kelas Al-‘Ulya di Rumah Tahfizh Al-Arabiyah Bireuen dan faktor penghambat penerapan model pembelajaran menghafal Al-Qur’an pada kelas Al-‘Ulya di Rumah Tahfizh Al-Arabiyah Bireuen. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian kualitatif deskriptif dengan subjeknya adalah pimpinan rumah tahfizh, ustadz/ustadzah, dan santri. Teknik dan Instrumen pegumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa: Model Pembelajaran Menghafal Al-Qur’an pada Kelas Al-‘Ulya di Rumah Tahfizh Al-Arabiyah Bireuen terdiri dari tahsin yang merupakan santri memperbaiki bacaan Al-Qu’ran terlebih dahulu sebelum menghafal, tahfizh yang merupakan kegiatan santri dalam menghafal Al-Qur’an, dan murajaah yang merupakan proses mengulang hafalan santri. Dalam proses penerapan ketiga model tersebut para ustadz/ustadzah maupun santri juga memiliki hambatan, karena para ustadz/ustadzah memiliki masalah terkait santri yang lambat dalam proses menghafal, dan juga tidak bersemangat dalam menghafal. Oleh karena itu ustadz/ustadzah harus selalu melakukan pendekatan terhadap santri dan memberikan motivasi. Kemudian terkait hambatan dari santri adalah terbatasnya waktu dalam menghafal Al-Qur’an sehingga terkadang sulit membagi waktu dalam penerapan ketiga model tersebut.