Pemanfaatan Ruang Publik untuk Sarana Pengajian (Studi Kasus Warung Kupi Nanggroe Banda Aceh)

Fenomena duduk di warung kopi, sebagai tempat ruang terbuka publik, tidak dapat dibendung dan telah melekat, menjadi budaya dalam keseharian masyarakat khsusnya di Banda Aceh bahkan sepanjang jalan dan persimpangan warung kopi kerap ditemui. berbagai aktivitas tanpa adanya segmentasi dari berbagai latar belakang sosial dapat menikmatinya, Tujuan dari studi penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan ruang publik pada warung kopi nanggroe, dan mengetahui apa saja aktivitas di tempat tersebut. Teori yang digunakan adalah yang dinyatakan oleh Stephen Carr, yakni pemanfaatan ruang terbuka publik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pertama, Pemanfaatn ruang publik dengan segala pelayanan dan aktivitas di warung kopi naggroe, lumayaan memenuhi standar pemanfaatan ruang publik dan juga sesuai dengan regulasi aturan Walikota Banda Aceh. Kedua, Ragam aktivitas di warung kopi naggroe salah satunya adalah pengajian rutin mingguan, baik malam atau siang, kegiatan tersebut perlu dilakukan, karena rata-rata pengujung dikalangan pemuda yang mengahabiskan waktu tidak sedikit di warung kopi, sehingga pengajian itu perlu dilaksanakan setidaknya mereka mengetahui fardhuain dulu. Selanjutnya sebagai harapan untuk masyarakat yang selama ini menganggap bahwa malu dan enggan untuk hadir pada pengajian di Bale atau Dayah di Gampong sekitaran tempat tinggalnya.