Hukum Membaca Al-Qur’an Bagi Wanita Yang Sedang Haid Untuk Mengulang Hafalan (Studi Komperatif Mazhab Maliki Dan Mazhab Syafi’i)

Ilhamani, 190103013 (2023) Hukum Membaca Al-Qur’an Bagi Wanita Yang Sedang Haid Untuk Mengulang Hafalan (Studi Komperatif Mazhab Maliki Dan Mazhab Syafi’i). Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Syariah dan Hukum.

[thumbnail of Hukum Membaca Al-Qur’an Bagi Wanita Yang Sedang Haid Untuk Mengulang Hafalan (Studi Komperatif Mazhab Maliki Dan Mazhab Syafi’i)] Text (Hukum Membaca Al-Qur’an Bagi Wanita Yang Sedang Haid Untuk Mengulang Hafalan (Studi Komperatif Mazhab Maliki Dan Mazhab Syafi’i))
Ilhamani, 190103013, FSH, PMH.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (5MB)

Abstract

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang wajib diimani dan diikuti. Bagi mereka yang berusaha menjaga atau menghafal Al-Qur’an serta mengamalkannya, Allah menjanjikan keistimewaan dan balasan kebaikan kepada mereka. Namun jika mereka lupa akan ayat Al-Qur’an itu, maka terdapat pula ancaman bagi mereka. Dalam satu hadis disebutkan bahwa Al-Qur’an sangatlah mudah meninggalkan hati seseorang bahkan lebih mudah dibandingkan hewan piaraan yang tidak terikat. Oleh karena itu Al-Qur’an harus selalu dijaga dan diingat. Mereka harus konsisten mengulang hafalan Al-Qur’annya setiap hari. Namun disamping itu terdapat pula hadis yang melarang wanita haid untuk membaca Al-Qur’an. Ini tentu menjadi kendala bagi seorang wanita penghafal Al-Qur’an untuk mengulang atau menjaga hafalannya. Karena jika dalam waktu beberapa hari hafalan itu tidak diulang tentu ia akan hilang atau terlupa. Adapun mengenai hukum membaca Al-Qur’an bagi wanita haid adalah hal yang khilafiyah. Ada mazhab yang mengharamkan namun ada pula yang membolehkan. Dalam hal ini terdapat dua mazhab yang perbedaan pendapatnya begitu menonjol, yaitu mazhab Maliki dan mazhab Syafi’i. Maka penelitian ini mengkaji tentang bagaima pendapat serta metode istinbath dari kedua mazhab tersebut. Jenis penelitian ini adalah library research atau kepustakaan dimana data dikumpulkan melalui proses membaca dan menelaah sumber primer yakni beberapa kitab dari masing-masing Mazhab, serta berbagai literatur lain yang relevan. Dari penelitian ini yang penulis temukan adalah bahwa sebab perbedaan pendapat tersebut adalah karena bedanya metode istinbath yang dipakai. Mazhab Maliki membolehkan secara mutlak wanita haid untuk membaca Al-Qur’an dengan berdasar kepada istihsan dan mashlahah mursalah. Sedangkan mazhab Syafi’i mengharamkan dengan berdasar kepada qiyas. Dalam mazhab Syafi’i apabila seorang wanita haid takut lupa hafalannya maka ia cukup mengulangnya di dalam hati tanpa bersuara. Adapun menurut analisa penulis pendapat yang lebih relevan bagi seorang wanita penghafal Al-Qur’an ialah pendapat mazhab Maliki yaitu tetap membaca Al-Qur’an selama masa haid untuk menjaga atau mengulang hafalan.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 000 Computer Science, Information and System
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: Ilhamani Ilhamani
Date Deposited: 29 Sep 2023 03:59
Last Modified: 29 Sep 2023 03:59
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/33039

Actions (login required)

View Item
View Item