Kualitas Beras Bulog Aceh Besar Sebagai Komuditas Transaksi Jual Beli Dalam Perspektif Mabi’ Dalam Akad Jual Beli (Studi Tentang Pemenuhan Syarat Ma’qud ‘Alaih Pada Transaksi Jual Beli Dalam Fiqh Muamalah)

Jual beli beras yang dilakukan pihak BULOG Aceh Besar memiliki masalah terkait kualitas beras yang diperdagangkan yang karena penimbunan beras yang terlalu lama oleh pihak BULOG, sehingga menyebabkan kelembaban dan kadar air beras merusak kualitas beras, menyebabkan konsemen membeli beras Bulog merasa dirugikan saat mengkonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian yaitu bagaimana kebijakan perum Bulog Aceh Besar dalam menjaga kestabilan harga produk beras yang dipasarkan pihak petani, bagaimana kebijakan Bulog Aceh Besar dalam mempertahankan dan melakukan pengendalian kualitas beras dalam proses stocking beras di Gudang dan bagaimana tinjauan mabi’ dalam Fiqih Muamalah terhadap sistem pengendalian mutu beras pada Bulog di Aceh Besar. Metode yang digunakan ialah penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Jenis penelitian ini yaitu studi kasus yang bersifat hukum empiris. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut: pertama, kebijakan perum BULOG Aceh Besar dalam menjaga kestabilan harga produk beras dilakukan dengan pembelian gabah berdasarkan ketentuan HPP, menjaga harga ditingkat petani dan menjaga kecukupan stok serta menanggulangi keadaan darurat, bencana dan rawan pangan. Kedua, kebijakan pihak BULOG Aceh Besar dalam mempertahankan dan melakukan pengendalian kualitas beras dalam proses stocking beras di Gudang dilakukan dengan pengelolaan hama Gudang terpadu (PHGU), mengedepankan kebersihan gudang, monitoring pelaksanaan perawatan komoditas dan gudang, mengadakan kegiatan preventif dan kegiatan kuratif pengendalian hama seperti fumigasi apabila terjadi serangan hama. Ketiga, tinjaun mabi’ dalam Fiqh Muamalah terhadap sistem pengendalian kualitas dan mutu beras pada BULOG Aceh Besar sudah sejalan dengan prinsip ekonomi Islam, dimana pihak BULOG dalam menjaga kualitas dan mutu beras betul-betul mempertimbangkan kemaslahatan banyak ummat di saat terjadinya kelangkaat beras dengan tidak memasukkan unsur ihtikar berupa keuntungan satu kelompok saja. Hal ini sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Nabi Yusuf dalam menghadapi musim paceklik yang berkepanjangan saat itu.