Penyelesaian Tindak Pidana Pencurian Oleh Anak Di Bawah Umur Melalui Peradilan Adat Ditinjau Menurut Hukum Pidana Islam (Studi Kasus Gampong Blang Masjid, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya)

Anak adalah manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk keadaan sekitarnya. Mengenai aturan pemidanaan terhadap anak yang di bawah umur dalam UU Perlindungan Anak sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 71 ayat (1) dan (2) berupa pidana pokok yang terdiri dari pidana peringatan, pidana dengan syarat: pembinaan di luar lembaga, pelayanan masyarakat dan pengawasan. Tetapi di gampong Blang Mesjid kecamatan Beutong penyelesaian terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak di bawah umur diselesaikan melalui peradilan adat gampong yang mana bentuk hukumannya adalah mengembalikan uang atau barang yang telah ia curi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses penyelesaian pidana pencurian oleh anak di bawah umur melalui peradilan adat Gampong Blang Mesjid, dan apa saja hambatan dalam proses penyelesaian pidana pencurian oleh anak di bawah umur melalui peradilan adat Gampong Blang Mesjid. Metode penelitian ini bersifat deskriptif analisis sedangkan jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa peradilan adat gampong Blang Mesjid mengutamakan unsur musyawarah dan perdamaian dalam menyelesaikan perkara pidana pencurian anak di bawah umur. Sesuai dengan hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peradilan adat gampong Blang Mesjid sudah tepat dalam menegakkan nilai-nilai hukum Islam dan nilai-nilai adat istiadat dengan memperhatikan hak-hak anak sebagai pelaku tindak pidana dan juga tidak mengenyampingkan hak-hak korban yang telah dirugikan.