Analisis Sistem Pelelangan Barang Jaminan Pada Bank Aceh Syariah Dalam Prespektif Fiqh Muamalah

PT.Bank Aceh Syariah harus akomodatif atau mampu menjadi mediator dan dapat bekerja sama dengan berbagai perusahaan yang berhubungan dengan ekonomi masyarakat. Salah satu bidang usaha baru yang ditawarkan PT.Bank Aceh Syariah dan cukup banyak diminati masyarakat adalah Arrum BPKB yaitu pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan kontruksi penjaminan kredit secara jaminan fidusia. PT.Bank Aceh Syariah sebagai penyalur dana kredit bagi masyarakat tidak selalu berjalan dengan baik, ada kalanya debitur tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan waktu yang disepakati (wanprestasi). Pertama bagaimana sistem pelelangan barang jaminan pada Bank Aceh Syariah? kedua bagaimana mekanisme penetapan harga pada pelelangan barang jaminan pada Bank Aceh Syariah Banda Aceh? Ketiga bagaimana keabsahan praktik pelelangan barang jaminan pada Bank Aceh Syariah dalam perspektif fiqh muamalah?. Metode penelitian menggunakan deskriptif analisis dengan menggunakan data primer berupa wawancara langsung ke tempat instansi terkait (field research) menggunakan teknik wawancara dan observasi serta penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelelangan di Bank Aceh Syariah dilakukan secara formal yaitu di balai lelang atau Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Pihak bank akan melelang jaminan tersebut sebanyak agunan yang tidak mampu lagi dibayar oleh nasabah macet. Pelelangan dalam fiqh muamalah disebut juga dengan istilah muzayadah yang mana pelaksanaannya hampir sama dengan pelelangan yang dilakukan di KPKNL. Lelang termasuk salah satu bentuk jual beli, akan tetapi ada perbedaan secara umum. Jual beli ada hak memilih, sedangkan lelang tidak ada hak memilih, seta pelaksanaannya dilakukan khusus di muka umum. Jual beli model lelang (muzayadah) dalam hukum Islam adalah boleh.