Pola Komunikasi Pendampingan Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) (Gampong Layeun, Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar)

Program Pamsimas merupakan suatu program yang memiliki tujuan untuk meningkatkan praktek hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat, meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan sanitasi yang berkelanjutan, dan meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat khususnya masyarakat gampong Layeun, Kec. Leupung, Aceh Besar. Dalam hal ini peran tenaga pendamping sangat diperlukan agar pesan dan tujuan dari program Pamsimas ini tersampaikan, diterima, dan terealisasi dengan baik oleh warga masyarakat di Gampong Layeun.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan pola komunikasi yang berlangsung saat pendampingan program pamsimas, untuk menganalisis peran tenaga pendamping dalam menjalakan tugasnya, serta untuk menemukan pola komunikasi yang efektif dalam pendampingan Pamsimas di Gampong Layeun.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian analisi deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan, dan meringkas, berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan. Teknik analisi data mengikuti konsep Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: penerapan pola komunikasi yang dilakukan tenaga pendamping pada saat pendampingan program pamsimas dapat dilihat dari tiga elemen yaitu interaksi, elemen waktu, dan elemen ketergantungan. Peran tenaga pendamping program pamsimas mencakup empat peran yaitu sebagai fasilitator, pendidik, mediator, dan peran teknis. Bahwa pola komunikasi yang efektif yang seharusnya diterapkan oleh tenaga pendamping adalah komunikasi interaksi simbolik atau interaksi dua arah dengan menggunakan media lain untu membantunya.
Dalam peneltian ini peneliti memberikan dua saran yaitu: pertama teoritis kepada calon penelti lain untuk mengembangkan pola komunikasi efektif untuk program pembangunan dengan teori-teori komunikasi yang lain, yang kedua akademis yang mana subjek peneltian dapat lebih divariasikan dan dikaji lebih lanjut.
Kata kunci: Pola Komunikasi, Tenaga Pendamping, Pamsimas