Pendampingan Sosial Terhadap Kehidupan Muallaf (Studi Deksriptif-Analitis Pada Yayasan Pembinaan dan Pendampingan Muallaf Aceh (P2MA) Kota Banda Aceh)

Pendampingan sosial ialah sebagai tahapan hubungan sosial dari orang yang memberikan pendampingan akan Muallaf berupa menambah penguatan akan dukungan, menambah pengetahuan, menambah relasi ikatan persaudaraan, dapat menyalurkan berbagai sumber kebaikan dalam kehidupan, dan juga menambah luasnya akses Muallaf akan pembangunan sosial, lapangan kerja, dan fasilitas pelayanan publik lainnya guna mengatasi permasalahan dan memberikan dukungan agar para Muallaf yang ikut serta pada tahapan pemberian binaan dan pendampingan, diharapkan dapat menunjang peningkatan dan membuat mantapnya kualitas iman dan takwanya yang menjadikannya bisa meraih rasa bahagia yang sempurna. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model pendampingan sosial terhadap Muallaf di Yayasan P2MA dan untuk mengetahui hambatan Yayasan P2MA dalam melakukan pendampingan sosial terhadap Muallaf di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan metode dekstriptif analitis. Responden dalam penelitian ini 4 pengurus, 4 mentor, 5 Muallaf. Adapun Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian mengenai model pendampingan sosial terhadap kehidupan Muallaf yaitu dengan melalui pendekatan individual yang dilakukan saat mengaji Al-Qur’an dan IQRA’, model pendampingan yang dilakukan secara one by one secara personal. Kedua, Penanganan kesulitan secara lebih mendalam, Muallaf yang memiliki kesulitan dalam pengucapan dan mengingat huruf yang sudah dipelajari. Ketiga, penguatan spritual sebagai pembinaan karakter. Keempat, membangun komunikasi, kepedulian dan empati agar Muallaf merasakan kehadiran kita ada untuk mereka, kita memperhatikannya. Dalam mealakukan pendampingan terhadap Muallaf Yayasan P2MA mendapat kan hambatan yaitu minimnya sumber dana/anggaran untuk mobilisasi mentor dalam melakukan pendampingan keagamaan terhadap Muallaf. Kedua anggaran dana terhadap kebutuhan Muallaf seperti memberikan modal dan membantu perekonomian lainya yang belum bisa terpenuhi. Ketiga sarana dan prasarana untuk memobilisasi kegiatan pendampingan Muallaf. keempat belum adanya kerja sama dengan lembaga khusus yang membantu permasalahan perekonomian Hambatan Muallaf dalam pelaksanaan pendampingan pengajian yaitu saat proses mengaji, banyak dari Muallaf yang memiliki keterbatasan mengingat dan susah dalam pengucapan makharaj nya, sehingga butuh waktu lama dan bertahap hingga pengucapan dan ingatan nya lebih sempurna.