Pelaksanaan Penahanan Terduga Pelanggaran Syariat Islam Di Aceh Dalam Qanun Acara Jinayah (Penelitian Pada PPNS Satpol WH Provinsi Aceh)

Pelaksanaan penahanan oleh PPNS Satpol WH Prov Aceh masih terdapat tindakan kekerasan yang dialami oleh tahanan yang berupa kekerasan secara verbal yang dilakukan oleh penyidik PPNS dan tidak terpenuhinya hak-hak tahanan selama menjalani penahanan serta kemampuan dan kapasitas penyidik PPNS Satpol WH Prov Aceh dalam melaksanakan penahanan. Tujuan skripsi ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian, Pertama, bagaimana pelaksanaan penahanan yang dilakukan oleh penyidik PPNS terhadap terduga pelanggar syariat Islam? Kedua, faktor apa saja yang menjadi kendala serta hambatan dalam pelaksanaan penahanan terhadap tersangka? Penelitian ini menggunakan metode yuridis sosiologis dan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum terpenuhinya kebutuhan yang layak bagi para tahanan yang menjalani penahanan hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah jumlah personel yang bertugas berjumlah sedikit serta ketersediaan anggaran dari pemerintah Aceh yang terbatas dalam hal operasional sehingga tidak dapat terpenuhinya hak-hak tahanan selama menjalani penahanan. Dalam ajaran agama Islam penahanan dibolehkan untuk kemaslahatan demi kepastian hukum dan juga harus terpenuhi hak-hak tersangka yang menjalani penahanan dengan tidak menzalimi tersangka yang menjalani penahanan. Dengan adanya upaya penahanan maka dapat terciptanya penegakan syariat Islam di Aceh yang kaffah.