Media Yang Digunakan Untuk Tayamum (Studi Analisis Perbandingan Hanafiyah Dan Syafi‘Iyah)

Agam Mirza Bin Fakhrurrazi, 160103018 (2023) Media Yang Digunakan Untuk Tayamum (Studi Analisis Perbandingan Hanafiyah Dan Syafi‘Iyah). Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Syariah dan Hukum.

[thumbnail of Media Yang Digunakan Untuk Tayamum (Studi Analisis Perbandingan Hanafiyah Dan Syafi‘Iyah)] Text (Media Yang Digunakan Untuk Tayamum (Studi Analisis Perbandingan Hanafiyah Dan Syafi‘Iyah))
Agam Mirza Bin Fakhrurrazi, 160103018, FSH, PMH .pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (6MB)

Abstract

Setiap kesulitan yang terjadi pasti ada keringanan yang diberi terhadap orang yang terkena kesulitan sebagaimana musibah ketiadaan air. Dalam hal ini rukhsah bagi pengganti wudhu’ dan mandi wajib adalah tayamum. Media atau alat untuk bertayamum adalah debu menurut mazhab Syafi‘i. Pendapat inilah yang diketahui oleh semua masyarakat di Malaysia. Namun, terjadi sebuah kondisi khusus dimana akibat peristiwa banjir besar terdapat beberapa tempat yang berada dalam kondisi ketiadaan air dan sulit untuk menemukan debu bagi melaksanakan tayamum sebagai kebutuhan untuk bersuci sebelum menunaikan salat dan ibadah lainnya. Oleh karena tidak tahu tentang pendapat ulama lain maka muncul pertanyaan apakah boleh bertayamum dengan benda selain debu? Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimanakah pendapat Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi‘i tentang media yang digunakan untuk tayamum dan bagaimanakah metode istinbath yang digunakan oleh Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi‘i. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yuridis normatif dan penulis menggunakan pendekatan diskritif-komparatif. Pendapat Mazhab Hanafi, segala sesuatu yang ada dipermukaan bumi boleh digunakan untuk bertayamum baik berupa pasir, batu kerikil, tanah lumpur dan lain-lain. Manakala pendapat Mazhab Syafi‘i adalah hanya boleh bertayamum dengan debu suci. Dalam memahami dalil, Mazhab Hanafi menggunakan lafaz am dari kata aṣ-ṣa‘id yang berarti tanah. Dan tanah itu ada disemua tempat di seluruh permukaan bumi. Mazhab Hanafi mengatakan bahwa dalil yang umum itu adalah qath‘i dan tidak memerlukan takhsis. Sedangkan Mazhab Syafi‘i pula menggunakan dalil yang sama namun dengan metode yang berbeda. Mazhab Syafi‘i menggunakan lafaz ‘am dari kata aṣ-ṣa‘id namun menurut mereka lafaz ‘am itu zhanni tidak qath‘i. Dalil yang zhanni itu harus ditakhsis dan inilah yang menyebabkan perbedaan pendapat antara kedua mazhab ini. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Mazhab Hanafi menggunakan lafaz ‘am sebagai dalil karena lafaz ‘am itu qath‘i sedangkan Mazhab Syafi‘i mentakhsiskan lafaz ‘am tersebut. Dan dari kedua pendapat ini yang lebih sesuai dan memudahkan untuk diikuti di mana saja dan dalam berbagai kondisi adalah pendapat mazhab Hanafi.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 000 Computer Science, Information and System
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: Agam Mirza Bin Fakhrurrazi
Date Deposited: 02 Nov 2023 02:49
Last Modified: 02 Nov 2023 02:49
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/33717

Actions (login required)

View Item
View Item