Makna Shalawat Dalam Kajian Tafsir Al-Qurṭubī Dan Al-Baidhawi

Setiap kata memiliki makna tersendiri seperti kata shalawat, namun kata shalawat sering di pahami dalam bentuk satu arah yaitu kepada nabi Muhammad Saw, sedangkan dalam Al-Qur’an kata shalawat memiliki derivasi dan makna yang berbeda-beda. Tesis ini membahas tentang makna shalawat yang ditafsirkan oleh Al-Qurthubi dan Al-Baidhawi, dengan rumusan masalah, pertama¸ bagaimana penafsiran Al-Qurthubi dan Al-Baidhawi dalam memaknai kata shalawat. Kedua, bagaimana persamaan dan perbedaan penafsiran Al-Qurthubi dan Al-Baidhawi dalam memaknai kata shalawat. Ketiga, bagaimana bentuk shalawat Allah, malaikat, dan mukmin. Penelitian ini merupakan kajian literature dengan pendekatan kualitatif. Teori yang dipakai adalah beberapa teori yang ada dalam Ulum Al-Qur’an seperti mantuq mafhum, wujuh wa an-nadzhair, dan teori penafsiran Muqaran. Hasil dari penelitian ini adalah, Al-Qurthubi dan Al-Baidhawi memaknai kata Shalawat seperti kata shalawat dalam beberapa konteks dimaknai sebagai doa, jama’ dari kata shalat dan dalam ayat 40 surat al-Hajj berarti tempat Ibadah orang yahudi, Bentuk penafsiran Shalawat dalam Al-Qur’an oleh Al-Qurthubi dan Al-Baidhawi memiliki kesamaan dan perbedaan dalam memaknai kata Shalawat dalam ayat 157 surat Al-Baqarah Al-Qurthubi memaknai maghfirah Allah, rahmat Allah sedangkan Al-Baidhawi memaknai dengan Ihsan, Latif. Adapun makna dari shalawat Allah terhadap Rasul merupakan maghfirah, rahmat, dan barakah, shalawat malaikat terhadap Rasul adalah permohonan ampunan, dan shalawat mukmin adalah bentuk penghormatan kepada Rasulullah dan Ibadah, karena shalawat merupakan perintah dari Allah kepada orang yang beriman.