Analisis Kebolehan Transaksi Bai’ Al-‘Inah Menurut Mazhab Syafi’i Dan Pelaksanaannya Di Malaysia

Sakiinah Binti Mohammad Aris, 160102233 (2023) Analisis Kebolehan Transaksi Bai’ Al-‘Inah Menurut Mazhab Syafi’i Dan Pelaksanaannya Di Malaysia. Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Syariah dan Hukum.

[thumbnail of Analisis Kebolehan Transaksi Bai’ Al-‘Inah Menurut Mazhab Syafi’i Dan Pelaksanaannya Di Malaysia] Text (Analisis Kebolehan Transaksi Bai’ Al-‘Inah Menurut Mazhab Syafi’i Dan Pelaksanaannya Di Malaysia)
Sakiinah Binti Mohammad Aris, 160102233, FSH, ES.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (3MB)

Abstract

Bai’ al-‘inah merupakan akad yang diperdebatkan kebolehannya antara ulama Fikih. Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa bai’ al-‘inah termasuk di dalam transaksi yang haram dan dilarang karena adanya unsur riba. Indonesia memegang prinsip yang sama dengan tidak diperbolehkan transaksi bai’ al-‘inah tetapi Malaysia membolehkannya dengan memandang kepada pendapat Imam Syafi’i. Oleh yang demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana analisis kebolehan akad bai’ al-‘inah menurut mazhab Syafi’i dan juga bagaimana pelaksanaannya di Malaysia. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif jenis kepustakaan. Hasil penelitian menemukan bahwa akad bai’ al-‘inah yang diperbolehkan oleh Imam Syafi’i adalah suatu akad yang bebas dari unsur riba dan unsur lain yang boleh mengharamkannya. Antara syarat yang ditetapkan oleh Imam Syafi’i adalah dua transaksi jual beli yang terdapat di dalam bai’ al-‘inah ini haruslah berdiri sendiri dan tidak saling berhubungan sehingga transaksi yang kedua merupakan syarat bagi transaksi yang pertama. Majlis Penasihat Syariah (MPS) di Malaysia mengambil keputusan untuk membolehkan bai’ al-‘inah berdasarkan kepada pendapat yang dibawa oleh Imam Syafi’i. Di dalam keputusan yang telah dikeluarkan, MPS menyatakan syarat yang perlu dipatuhi oleh Institusi Perbankan Islam di Malaysia yang menerapkan bai’ al-‘inah di dalam produk mereka. Antaranya adalah dua akad jual beli tersebut haruslah jelas dan dijalankan secara terpisah, tidak terdapat syarat pembelian kembali di dalam akad, waktu bagi pengesahan kedua akad tersebut adalah berbeda dan berlakunya pemindahan hak milik aset yang jelas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah akad bai’ al-‘inah yang dipraktikkan di Malaysia merupakan transaksi yang dibolehkan menurut pendapat Imam Syafi’i.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 000 Computer Science, Information and System
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: Sakiinah Binti Mohammad Aris
Date Deposited: 16 Nov 2023 02:52
Last Modified: 16 Nov 2023 02:52
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/33881

Actions (login required)

View Item
View Item