Sistem Penyaluran Zakat Terhadap Fakir Uzur (Studi di Baitul Mal Kota Banda Aceh)

Fakir uzur adalah salah satu kelompok rentan dalam masyarakat yang kondisi sosial ekonominya sangat memprihatinkan. Karena disamping tidak mempunyai harta dan penghasilan, juga usianya relatif tua (manula) serta dalam keadaan sakit-sakitan (uzur). Terdapat tiga pertanyaan dalam skripsi ini, pertama, bagaimana mekanisme penyaluran zakat kepada fakir uzur di Baitul Mal Kota Banda Aceh?, Kedua, bagaimana penentuan calon mustahiq fakir uzur di Baitul Mal Kota Banda Aceh?, Ketiga, bagaimana pengawasan penyaluran zakat kepada fakir uzur di Baitul Mal Kota Banda Aceh perspektif hukum ekonomi syariah?. Metode penelitian yang penulis gunakan berupa kualitatif dengan sifat penelitian menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian dalam skripsi ini menunjukkan bahwa dalam penentuan calon mustahiq fakir uzur, Baitul Mal Kota Banda Aceh menetapkan beberapa kriteria, yaitu berstatus faqir, uzur, beragama Islam dan mau beribadah, tidak mampu mengurus diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, berdomisili di Banda Aceh minimal 5 tahun dibuktikan dengan KTP dan KK, berusia lanjut di atas 60 tahun atau cacat tidak produktif dan tidak memiliki harta. Pengawasan penyaluran zakat untuk fakir uzur dalam hal kaitannya dengan hukum ekonomi syariah memiliki makna bahwa zakat sebagai aset satu lembaga ekonomi Islam, dimana zakat merupakan sumber dana potensial strategis bagi upaya membangun kesejahteraan umat, sehingga pengawasan dalam penyaluran zakat bagi fakir uzur dari Baitul Mal Kota Banda Aceh tidak hanya sebatas membantu para fakir uzur saja, melainkan pendayagunaan mereka dalam bentuk modal usaha.Mekanisme penyaluran zakat kepada fakir uzur di Baitul Mal Kota Banda Aceh adalah adanya pelaku akad antara mustahiq (penerima) dan muzakki (pemberi) yang diwakilkan oleh pihak Baitul Mal Kota Banda Aceh, mustahiq tersebut harus dalam keadaan uzur (sakit), objek akad, yaitu berupa uang dan shiqhah (Ijab dan Qabul)