Perbedaan Psychological Well-Being Berdasarkan Suku Pada Mahasiswa Di Banda Aceh

Psychological well-being adalah hasil yang diraih dari potensi individu dimana individu mampu menerima kekurangan dan kelebihan dirinya, mandiri dan mampu membina hubungan positif dengan orang lain, dapat menguasai lingkungannya, memiliki tujuan hidup serta terus mengembangkan pribadinnya dalam perilaku positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan psychological well-being mahasiswa yang ditinjau dari perbedaan suku Aceh (suku Aceh, Gayo, Kluet, dan Aneuk Jamee) dan non-Aceh (suku Jawa dan Batak). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 120 mahasiwa. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan skala psychological well-being yang dibuat berdasarkan aspek milik Ryff (1989) dengan hasil reliabilitas sebesar α= 0,943. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Independent Simple T-Test dengan nilai t sebesar 0,576 dan P = 0,001 (<0,05). Mahasiswa Aceh memiliki Mean yang lebih tinggi (120,3), dan mahasiswa Non-Aceh memiliki mean yang lebih rendah (110,1). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan psychological well-being yang ditinjau berdasarkan suku Aceh (Suku Aceh, Gayo, Kluet, dan Aneuk Jamee) dan non-Aceh (Suku Jawa dan Batak).