Pembinaan Soft Skill Siswa Melalui Gerakan Literasi Sekolah Di SMAN 1 Bireuen

Kurangnya minat baca dan literasi di Indonesia sehingga pemerintah membentuk sebuah program yaitu Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk mengatasi permasalahn tersebut. Dengan berliterasi juga diharapkan dapat membentuk soft skill pada siswa. SMAN 1 Bireuen merupakan salah satu sekolah yang mampu membentuk siswa yang unggul yaitu melalui program GLS dengan tujuan untuk meningkatkan soft skill yang ada pada diri siswa sehingga dapat membentuk siswa yang lebih unggul dalam hal soft skill. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1 Bagaimana proses pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam pembinaan soft skill siswa di SMAN 1 Bireuen, 2. Apa saja jenis soft skill siswa sebagai hasil dari program Gerakan Literasi Sekolah di SMAN 1 Bireuen, 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pembinaan soft skill siswa melalui Gerakan Literasi Sekolah di SMAN 1 Bireuen. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa: 1. Pelaksanaan program GLS di SMAN 1 Bireuen dilaksanakan selama 4 hari dalam seminggu yaitu hari selasa, rabu, kamis dan sabtu dengan melaksanakan kegiatan membaca 15 menit sebelum proses pembelajaran dimulai. Tahapan pelaksanaan dimulai dengan tahap pembiasaan yaitu menyiapkan bahan literasi dan membaca buku bacaan, dan kedua tahap pengembangan yaitu dengan meresume hasil bacaan ke dalam buku literasi. 2. Jenis soft skill siswa yang di hasilkan melalui program GLS ini yaitu mampu mengembangkan soft skill siswa pada aspek berfikir kreatif seperti kreatif dalam menulis sebuah buku, soft skill aspek publick speaking seperti mampu berbicara dengan baik di depan orang banyak, dan soft skill pada aspek disiplin seperti datang sekolah tepat waktu. 3. Faktor pendukung dalam pembinaan soft skill siswa yaitu motivasi dari dalam diri siswa, dorongan yang dilakukan oleh guru dan teman sebaya. Adapun faktor penghambatan dalam pembinaan soft skill siswa yaitu rendahnya minat baca dan kurangnya referensi bacaan.