Dampak Dakwah Salafi Wahabi Di Banda Aceh

Kehadiran paham Wahabi di Aceh melalui kegiatan dakwah mendapat tantangan keras dari sebagian masyarakat, terutama dari kalangan ulama dan satri dayah. Namun, tidak sedikit juga sebagian masyarakat seperti di Kota Banda Aceh yang mau menerima kehadiran dakwah yang dilakukan oleh para da’i dari kalangan penganut Wahabi tersebut. Hal ini jelas telah menggambarkan adanya dampak terhadap kehidupan masyarakat, baik sosial maupun dampaknya terhadap kehidupan sosial religius di dalam masyarakat Aceh khususnya di Kota Banda Aceh sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui program dan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh dakwah Salafi Wahabi di Banda Aceh dan dampak positif dan negatif dakwah Salafi Wahabi terhadap masyarakat di Banda Aceh. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian lapangan (Field research. Informan penelitian terdiri dari da’i, pihak MPU Kota Banda Aceh dan masyarakat. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa program dan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh dakwah Salafi Wahabi di Banda Aceh ialah kegiatan pemurnian Islam di lingkungan masyarakat yang dianggap sudah menyimpang dari al-Qur’an dan hadis nabi serta menjalankan program kegiatan dakwah yang di laksanakan setiap hari, tepatnya ba’da magrib dan ba’da subuh, kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan menolak semua bentuk-bentuk ajaran yang tidak tertera pada Al-quran dan sunnah. Dampak positif Dakwah Salafi Wahabi terhadap masyarakat di Banda Aceh antara lain menguatnya paham ahlussunnah waljama’ah dan meningkatnya pengetahuan agama sebagai bekal bagi masyarakat. Sedangkan dampak negatif berupa terjadinya perpecahan dalam kehidupan beragama masyarakat, adanya pelabelan terhadap masjid, terjadinya perebutan masjid, serta munculnya gerakan masa menolak wahabi.