Strategi Pembimbing Keagamaan Dalam Menurunkan Rasa Rendah Diri Remaja (Studi Deskriptif pada Panti Asuhan Penyantun Islam Banda Aceh)

Masa remaja merupakan masa dimana individu belum bisa memberikan pola emosi yang positif, sehingga dapat melakukan perilaku negatif. Remaja yang tidak lagi memiliki keluarga dan orang tua yang lengkap, lebih cenderung memiliki rasa rendah diri. Remaja dengan permasalahan perkembangannya, mereka masih belum bisa memaknai rasa rendah diri yang dimilikinya. Maka diperlukan bantuan dari pembimbing keagamaan untuk mendapatkan bimbingan terutama dalam menurunkan rasa rendah diri remaja. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Mengetahui alasan remaja di Panti Asuhan Penyantun Islam Banda Aceh merasa rendah diri, (2) Mengetahui cara atau metode pembimbing keagamaan dalam menurunkan rasa rendah diri remaja di Panti Asuhan Penyantun Islam Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian diambil melalui teknik purposive sampling dengan jumlah subjek sebanyak sepuluh orang yang terdiri dari tujuh orang remaja, dua pembimbing keagamaan, dan satu pimpinan yayasan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi non participant, wawancara semi struktur, dan dokumentasi yaitu melalui pengambilan gambar dan rekaman suara. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu (1) Remaja di panti asuhan cenderung memiliki rasa rendah diri yang disebabkan oleh keinginan terhadap kehadiran orang tua dan keluarga yang lengkap, juga keterbatasan mereka dalam mengejar bidang pendidikan misalnya membaca Al-Qur’an, serta merasa malu atas kritikan orang sekitar terhadap keadaannya yang tinggal di panti asuhan. (2) Cara atau metode yang digunakan pembimbing keagamaan dalam menurunkan rasa rendah diri remaja pada Panti Asuhan Penyantun Islam Banda Aceh adalah dengan menggunakan metode ceramah diantaranya ceramah yang bersifat membangun yang dapat membuat anak asuh lebih percaya diri, juga dengan metode pembelajaran dimana pembimbing agama mengajarkan tentang hal-hal positif misalnya mengajarkan anak mendekatkan diri kepada Allah swt, mengadakan kegiatan mengaji setiap malam, dan membina anak untuk menjadi manusia seutuhnya.