Strategi Kepala Sekolah dan Guru PAI dalam Pembinaan Membaca Al-Qur’an Siswa SMPN1 Banda Aceh

Strategi merupakan cara yang dilakukan oleh seorang pimpinan dalam memcah pemasalahan yang ada di sekolah. Pembinaan adalah usaha yang di lakukan dengan berencana teratur dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan subjek dengan tindakan, pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan di sekolah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an sebab kepala sekolah telah melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan kemapun siswa dalam membaca Al-Qur’an akan tetapi masih banyak ditemukan siswa yang belum mahir membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai hukum tajwid. Maka sebab itu di perlukan peran kepala Sekolah dan guru PAI dalam merancang strategi serta menyelesaikan masalah yang ada di sekolah. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui strategi apa yang di digunakan kepala sekolah dan Guru PAI dalam membina siswa dalam membaca Al-Qur’an SMPN 1 Banda Aceh, untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dan guru PAI merancang serta mengimplementasikan strategi pada pembinaan membaca Al-Qur’an di SMPN 1 Banda Aceh serta untuk mengetahui hasil penerapan strategi kepala sekolah dan Guru PAI pada kegiatan pembinaan membaca Al-Qur’an siswa SMPN 1 Banda Aceh. Penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi, dan angket. Adapun hasil penelitian yang penulis dapatkan Strategi kelapa Sekolah dan Guru PAI dalam Pembinaan Membaca Al-Qur’an adalah meyuruh siswa membaca Al-Qur'an sebelum memulai pelajaran dan menerapkan metode dalam membaca Al-Qur’an, serta memberikan motivasi kepada siswa. Dalam proses belajar Al-Qur’an. Kepala sekolah Guru PAI memiliki hambatan saat pembinaan, karena sebagian siswa tidak mendengarkan peringatan dari guru, dan tetap mengulangi kesalahan. Guru berupaya memeberikan dorongan kepada siswa dengan semaksimal mungkin. Dari berbagai upaya yang dialkukan oleh Kepala sekolah dan Guru PAI, dapat kita lihat bahwa lebih besar keberhasilan siswa belajar Al-Qur’an dibandingkan dengan siswa yang belum berhasil