Tauhid Tasawuf dalam Perspektif Amran Waly

Tahmi Dillah, 211003010 (2023) Tauhid Tasawuf dalam Perspektif Amran Waly. Masters thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Tauhid Tasawuf] Text (Tauhid Tasawuf)
Tahmi Dillah, 211003010, PASCA, PAI.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (5MB)

Abstract

Tauhid tasawuf yang didakwahkan oleh Amran Waly mendapatkan berbagai respon yang berbeda dari masyarakat, khususnya masyarakat Aceh. Ada yang menerima dan ada juga yang menolak. Tauhid tasawuf yang dibawakan oleh Amran Waly merupakan sebuah ajaran tarekat yang tujuan akhirnya dapat mencapai hakikat dan ma’rifat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis: 1) Gagasan tauhid tasawuf Amran Waly; 2) Langkah-langkah tauhid tasawuf Amran Waly. Penelitian ini bersifat deskriptif-analisis, dengan menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative research). Adapun jenis penelitiannya yaitu penelitian kepustakaan (library research). Teknik analisis yang digunakan melalui metode analisis isi (content analysis), yaitu mengkaji secara ilmiah tentang isi pesan suatu teks, setelah itu dikumpulkan data yang akan dianalisis, dicatat, direduksi untuk dipahami dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagasan tauhid tasawuf yang dibawakan oleh Amran Waly tidak terlepas dari Tarekat Naqsyabandīyah Khālidīyah. Amran Waly juga mendirikan sebuah lembaga yang diberi nama Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I) dan Majelis Zikir Ratéb Seribée. Dalam gagasannya Amran Waly membagi tauhid kepada 3 (tiga) kategori, yaitu; tauhid ‘aqīdah (syariat), tauhid tasawuf (tarekat), dan tauhid ‘irfānī (hakikat). Dari kategori tersebut dituntut untuk dapat mencapai pada level yang terbaik, yaitu tauhid ‘irfānī (hakikat). Langkah-langkah tauhid tasawuf yang dibawakan oleh Amran Waly secara tegas dan jelas dapat dinyatakan berada dalam konteks tasawuf akhlak dan amal. Dalam kapasitasnya sebagai mursyid Tarekat Naqsyabandīyah Khālidīyah sebenarnya sangat jelas bahwa pengamalan yang dilakukan oleh Amran Waly termasuk dalam ranah praktek tasawuf akhlak dan amal. Amran Waly mengatakan langkah-langkah tauhid tasawuf secara pelan-pelan namun pasti dapat mencapai tingkatan yang lebih tinggi dari tasawuf akhlak dan amal kepada tasawuf falsafī dengan berbagai bentuk wirid atau zikir yang berlaku dalam sistem ritual Tarekat Naqsyabandīyah Khālidīyah. Untuk itu, dalam latihannya Amran Waly membagi zikir ke dalam 4 (empat) tingkatan; (1) Zikir mā’a al-Ghaflāh, yakni berzikir secara lisan, namun hatinya tidak mengingat Allah; (2) Zikir mā’a al-Yaqdhah, yaitu berzikir secara lisan dan mengingat Allah, tetapi hatinya belum mendapat cahaya (nur) karena masih sering teringat selain Allah; (3) Zikir mā’a al-Hudhur, yakni berzikir yang tidak lagi teringat selain Allah karena cahaya (nur) Allah telah memenuhi batinnya; (4) Zikir mā’a al-Ghaibāh, yaitu zikir yang telah fanā’ (hilang) wujud dirinya dalam batinnya yang ada hanya Allah.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 Religion (Agama)
200 Religion (Agama) > 297 Islam
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 370 Education (Pendidikan)
Divisions: Program Pascasarjana > S2 Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Tahmi Dillah Tahmi
Date Deposited: 12 Jan 2024 03:30
Last Modified: 12 Jan 2024 03:30
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/34780

Actions (login required)

View Item
View Item