Tarian (Gerak) Zikir Menurut Mufassir

Skripsi ini menjelaskan tentang kefahaman yang sebenar terhadap tarian (gerak) zikir yang berlaku pada masa kini sehingga berlakunya kesalahfahaman zikir dalam keadaan menggerakkan badan sehingga kearah menari. Zikir dalam keadaan menari atau bergerak menjadi suatu hal yang dibolehkan oleh kaum sufi sedangkan para mufasssir mengatakan haram untuk zikir dalam keadaan menari. Sebuah problamatika apabila Sebagian dari umat islam dan pengkaji islam tersasar dalam memahami tuntutan sebenar dari ayat-ayat tarian (gerak) zikir dengan neraca yang tepat sehingga lahirnya beberapa kelompok yang ekstrim. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah bercorak library research (penelitian kepustakaan). Kemudian, meliputi pengumpulan data sekunder dan mengolah data-data yang telah di dapatkan dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami konsep tarian gerak zikir yang dibolehkan menurut mufassir dan mengetahui hukum tarian gerak zikir dalam al-Qur’an dan hadis menurut mufassir. Hasil penelitian terhadap surah al-Imran ayat 191 dan an-nisa ayat 103 serta beberapa hadis tentang tarian gerak zikir ini menemukan bahwa tarian zikir ini diharamkan oleh mufassir sedangkan tarian zikir yang dibolehkan menurut penulis adalah menggerakkan badan atau kepala dan kaki hanyalah sekadar ke kiri dan ke kanan dan tidak berlebih-lebihan. Hal ini membuatkan penelitian ini menjadi satu solusi bagi sebagian umat islam yang memahami makna tarian gerak zikir ini dengan mengikut ahli sufi sahaja.