Hak Hadhanah Setelah Perceraian (Studi Perbandingan Antara Mazhab Hanafi dan Syafi’i dan Praktek Masyarakat di Kampung Kota Jantho)

Nehrasiyah Sabrina Mega Zamani, 190103063 (2023) Hak Hadhanah Setelah Perceraian (Studi Perbandingan Antara Mazhab Hanafi dan Syafi’i dan Praktek Masyarakat di Kampung Kota Jantho). Masters thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Hak Hadhanah] Text (Hak Hadhanah)
Nehrasiyah Sabrina Mega Zamani, 190103063, FSH, PMH.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (13MB)

Abstract

Setelah terjadinya proses perceraian, timbullah hak hadanah di antara suami dan istri. Hadanah adalah penyerahan tanggungjawab mengasuh anak kepada orang yang lebih mampu untuk memelihara. Bagaimana pendapat mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i tentang hak hadanah anak setelah perceraian? Apa yang menjadi sebab terjadinya perbedaan pendapat antara mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i? Bagaimana pelaksanaan hak hadanah anak setelah perceraian di Kota Jantho? Skripsi ini dikategorikan dalam penelitian kualitatif komparatif yaitu sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui kejadian yang ada di masyarakat serta menganalisis, memecahkan masalah secara komparatif. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian gabungan dari penelitian lapangan (fiel reseach) dan kajian pustaka (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua imam mazhab sepakat anak dibawah umur lebih berhak di asuh oleh ibunya, sedangkan setelah umur 7 tahun para ulama berbeda pendapat yaitu menurut syafi’i anak yang sudah mumayyiz dapat memilih dengan siapa ia ingin tinggal sedangkan hanafi berpendapat anak laki-laki yang sudah mumayyiz pengasuhannya berpindah kepada ayah. Jika di Kampung Tereubeh jika si istri yang menggugat cerai suami maka istri tidak mendapatkan hak apapun termasuk hak asuh anak. Jika suami mentalak si istri maka hak asuh anak otomatis jatuh kepada ibunya kemudian ayah hanya menaggung nafkah untuk si anak. Di kampung tereubeh anak yang dibawah umur tidak dibolehkan diasuh oleh ayahnya. Apabila si ayah memaksa untuk mengasuh anaknya yang dibawah umur maka pihak kampung atau pihak yang berwenang akan turun tangan mengatasi masalah tersebut.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 Religion (Agama)
200 Religion (Agama) > 297 Islam
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: Nehrasiyah Sabrina Mega Zamani Nehra
Date Deposited: 26 Jan 2024 03:26
Last Modified: 26 Jan 2024 03:26
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/35096

Actions (login required)

View Item
View Item