Bubur Pedas sebagai Makanan Tradisi (Studi Kasus Desa Muka Sei Kuruk, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang)

Aceh Tamiang memiliki makanan Bubur Pedas yang sampai saat ini menjadi salah satu bagian budaya masyarakat yang dinikmati pada momen tertentu seperti pada Bulan Ramadhan untuk berbuka puasa, dan pada acara pernikahan atau pesta adat lainya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah, proses pembuatan, cara mempertahankan, dan makna Bubur Pedas sebagai makanan tradisi di Aceh Tamiang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya data yang didapatkan di lapangan dianalisa dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah Bubur Pedas merupakan makanan yang diberikan kepada raja-raja dengan tujuan agar dapat merasakan seperti apa yang dirasakan oleh masyarakat. Proses pembuatan makanan Bubur Pedas menggunakan berbagai macam dedaunan, dan rempah-rempah. Cara mempertahankan makanan Bubur Pedas ialah dengan cara melestarikan cita rasa, dengan cara memasukan semua bumbu kelengkapan yang diperlukan. Makna yang terkandung dari makanan Bubur Pedas adalah untuk mempererat tali silaturrahmi, menjalin persaudaraan dilihat dari cara memasaknya secara gotong royong dan dengan rasa ikhlas tanpa berharap balasan dari berbagai pihak lainnya.