Model Pembelajaran Studi Agama Islam Dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Praktik Keberagamaan Mahasiswa Di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Proses pembelajaran agama, pendidik menciptakan suasana yang kondusif dalam lingkungan pendidikan dan menjalankan tugas di dalam kelas dengan maksimal sehingga tercapai pembelajaran agama yang efektif. Pembelajaran agama yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi peserta didik dan kreativitas pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan Undang- undang sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dari sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran agama pendidik tidak saja dituntut menguasai materi ajar, strategi mengajar, dan metode mengajar, menggunakan media atau alat pembelajaran, tetapi pendidik juga harus menciptakan situasi dan kondisi belajar mengajar bisa berjalan dengan baik sesuai perencanaan untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh proses pembelajaran sangat berbeda dengan perguruan tinggi lainnya baik negeri maupun di swasta. Di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh proses pembelajaran ada dua tahap yaitu materi dan praktik yang berjalan beriringan. Banyak mahasiswa yang tidak lulus dengan matakuliah agama tersebut. Fokus masalah di sini yaitu perencanaan pembelajaran studi agama Islam, praktik pembelajaran studi agama Islam mahasiswa, dan implikasinya pembelajaran studi agama Islam terhadap peningkatan praktik keberagamaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu primer dan sekunder.Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis deskriptif interpretatif. Dari hasil penelitian bahwa perencanaan dalam pembelajaran studi agama Islam bertujuan untuk membentuk akhlak mahasiswa ke arah yang lebih baik dan meningkatkan praktik keberagamaan di sekitar lingkungan masyarakat. Hal ini memberikan tantangan dan tugas kepada dosen MKU Agama USK untuk mendidik, membimbing, mengarahkan mahasiswa agar menjadi generasi kedepannya yang mencerminkan akhlak mulia dan Qurani. Selanjutnya dalam penilaian proses pembelajaran studi agama Islam dapat kita lihat dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari segi kognitif kemampuan mahasiswa di USK tidak sama, ada mempunyai potensi tinggi, potensi menengah dan potensi rendah. Dari segi afektif dan psikomotor dapat kita dari sikap, akhlak yang dulu tidak baik setelah belajar studi agama Islam berubah menjadi baik dan praktik yang dilakukan seperti shalat berjama’ah, membaca, menghafal al- Quran, doa sehari-hari dan berpuasa senin-kamis rutin dilakukan. Implikasi yang diperoleh mahasiswa dari proses pembelajaran studi agama Islam seperti lebih meningkat ibadah kepada Allah swt, meningkatkan daya ingatan dan kecerdasan, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, semangat, keseriusan, termotivasi untuk belajar, kreaktif, aktif, rajin dan sebagainya Sedangkan di sisi lain mahasiswa merasa kejenuhan, bosan, malas, tidak disiplin, tidak bertanggung jawab, hal ini di sebabkan oleh faktor mahasiswa terlalu banyak dengan ruang kelas terlalu besar, infokus dan AC ada yang tidak berfungsi.