Analisis Pertanggung Jawaban Kurir J&T Terhadap Barang Hilang Menurut Perspektif Akad Ijârah khâsh (Studi Kasus Di J&T Kec.Sidikalang, Kab.Dairi, Provinsi Sumatera Utara)

Salah satu jasa pengiriman barang yang disebut dengan J&T yang bercabang di Sidikalang. Dalam menjalankan tugasnya perusahaan jasa pengiriman barang diharuskan untuk menerima dan melaksanakan pengiriman barang untuk diantarkan dari tempat asal ke tempat tujuan dengan keadaan selamat dan tepat waktu. Jika terjadi kerugian yang disebabkan kurir maka sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati kedua belah pihak di mana kurir harus bertanggung jawab atas kelalaian yang diperbuat. Namun pada kenyataannya kurir menghilangkan barang/paket milik konsumen dan tidak bertanggungjawab atas kelalaiannya tersebut. Di tinjau dari akad Ijârah khâsh, apabila tindakannya melampui batas dan atas keteledorannya terhadap kerusakan atau kehilangan suatu barang maka ganti kerugian dibebankan padanya. Sehingga penelitian ini membahas tentang bagaimana pertanggung jawaban terhadap barang hilang yang dilakukan oleh kurir J&T di Sidikalang dan bagaimana analisis Ijârah khâsh terhadap barang hilang yang dilakukan oleh kurir J&T di Sidikalang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau field research dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun teknik penggumpulan data dalam skripsi ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa perjanjian yang sudah di sepakati J&T tidak dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ditetapkan sehingga menimbukan kerugian bagi pihak konsumen. Di mana dalam kesepakatan ganti rugi yang diberikan seharusnya 10 persen tetapi pada praktiknya ganti rugi yang diberikan hanyalah 5 persen dari biaya kirim. Berdasarkan tinjauan akad Ijârah khâsh terhadap perjanjian kerja yang diterapkan J&T telah sesuai dengan rukun dan syaratnya, Dalam hal pertanggung jawaban berdasarkan pendapat ulama apabila terdapat kehilangan dan keruskaan barang yang diakibatkan oleh kelalaiannya sendiri, maka kehilangan atau kerusakan barang tersebut menjadi tanggungjawab atas kelalaiannya. Namun pada praktiknya kurir tidak melakukan ganti rugi terhadap konsumen yang merasa dirugikan.