Perancangan Pusat Urban Farming Kota Banda Aceh

Dewasa ini Komoditas tanaman hortikultura seperti sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu kebutuhan pangan masyarakat dalam menanggapi penyempitan lahan yang terjadi di Indonesia terkhusus di kota Banda Aceh. Komoditas hortikultura sendiri terdiri dari jenis olekultur (sayuran), frutikultur (buah buahan), dan diikuti didalamnya biofarmaka (tanaman obat) dan florikultura (tanaman hias), sehingga kesediaannya merupakan hal penting di tengah masyarakat dalam pemenuhan gizi berupa serat, mineral, vitamin, kebutuhan rempah dan lainnya. Di samping itu pemanasan global dan degradasi lahan pertanian mengancam produktifitas budidaya hortikultura seperti gagal panen, kerusakan tanaman, juga mahalnya harga tanah karena ketersediaan lahan tanam yang kian menyempit sehingga diperlukannya teknologi dan inovasi dalam pengembangan budidaya hortikultura yang bersifat rekreatif di kota Banda Aceh seperti Urban Farming yang tanggap terhadap pembangunan berkelanjutan sehingga pendekatan yang di terapkan pada perancangan ini menggunakan Arsitektur berkelanjutan. Arsitektur berkelanjutan adalah “arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dengan adanya Perancangan Pusat Urban Farming kota Banda Aceh ini diharapkan dapat Menghadirkan bangunan dan kawasan yang penerapannya bersinergi dengan aspek keberlanjutan seperti lingkungan, ekonomi dan sosial di kota Banda Aceh.