Pandangan Guru Besar Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh Terhadap Isu Moderasi Beragama

Ahmad Ilyus Nanda, 180302005 (2024) Pandangan Guru Besar Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh Terhadap Isu Moderasi Beragama. Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

[thumbnail of Pandangan Guru Besar Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh Terhadap Isu Moderasi Beragama] Text (Pandangan Guru Besar Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh Terhadap Isu Moderasi Beragama)
Ahmad Ilyus Nanda, 180302005, FUF, SAA.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (6MB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang moderasi beragama yang menjadi salah satu alat peminimalisir sikap radikalisme di kalangan umat beragama. Secara resmi konsep moderasi baru terlahir pada tahun 2019, pada rakornas kementrian Agama kemarin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan guru besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh tentang isu moderasi beragama serta bagaimana memaknai dari konsep moderasi beragama tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berbasis pada penelitian lapangan, dan menggunakan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukan bahwa moderasi beragama menurut pandangan guru besar adalah mewujudkan, melahirkan dan memanefestasikan Sikap atau cara pandang beragama yang moderat, toleran, menghargai perbedaan, dan mengejawantahkan kemaslahatan bersama. Makna hidup moderasi adalah sikap hidup dalam keseimbangan baik dengan Allah, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, dengan alam dan dengan waktu. Urgensi moderasi beragama adalah memperkuat esensi ajaran agama, mengelola keragaman tafsir keagamaan, merawat Keindonesiaan. Moderasi beragama juga diaplikasikan di media sosial untuk mencounter pesan-pesan intoleransi yang membanjiri media sosial. Kepeloporan moderasi beragama telah melekat pada diri Rasulullah SAW, pada ajaran-ajaran dan akhlaknya. Kepeloporan tidak mesti yang berkhutbah, tetapi siapapun yang bisa memberikan contoh yang baik. Peloporan dilihat tergantung tingkat ilmu seseorang, maka siapa saja bisa melakukannya tergantung potensi dirinya.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 200 Religion (Agama)
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Ilmu Perbandingan Agama
Depositing User: Ahmad Ilyus Nanda
Date Deposited: 20 Feb 2024 02:15
Last Modified: 20 Feb 2024 02:15
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/35520

Actions (login required)

View Item
View Item