Respon Pelaku Usaha Terhadap Kewajiban Sertifikasi Halal Produk Kopi (Studi Rumoh Aceh, Jeulingke, Banda Aceh)

Pemerintah Indonesia telah mewajibkan sertifikasi halal untuk setiap produk sesuai dengan Undang-Undang No 33 Tahun 2014. Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat tantangan akibat minimnya pemahaman dari para pelaku usaha mengenai pentingnya memiliki sertifikasi halal. Kebijakan ini menimbulkan berbagai respon positif maupun negatif dari para pelaku usaha, termasuk pelaku usaha produk kopi seperti Rumoh Aceh, yang terbagi menjadi respon kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (tindakan). Fokus penelitian ini adalah pada produk kopi bubuk, serta perspektif para pelaku usaha, dengan tujuan memberikan pemahaman yang kontekstual dan praktis mengenai implementasi sertifikasi halal pada produk tersebut. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui mekanisme sertifikasi halal pada produk kopi Rumoh Aceh, Jeulingke serta respon pelaku usaha Rumoh Aceh terhadap kewajiban sertifikasi halal produk kopi. Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif, dengan pendekatan observasi dan wawancara kepada pelaku usaha sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme sertifikasi halal pelaku usaha Rumoh Aceh dilaksanakan melalui LPPOM MPU sebagai badan yang menjamin kehalalan produk di Aceh. Pelaku usaha memberikan respons positif terhadap kewajiban sertifikasi halal, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan konatif. Sertifikasi halal memberikan dampak positif dalam memperluas pangsa pasar industri halal di skala nasional dan global, serta meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kehalalan produk yang mereka beli.