Pemahaman Teologis Dalam Tradisi Khanduri Blang di Blang Geunteut Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar

lslam masuk ke Aceh disebabkan melalui pendekatan budaya dan adat istiadat, sehingga adat budaya Aceh tidak terlepas dari unsur keagamaan, begitu halnya dengan tradisi masyarakat Lhoong ketika hendak turun ke sawah, yaitu khanduri blang, terdapat unsur keagamaan yang berhubungan dengan tradisi tersebut di tinjau dari pemahaman masyarakat. Penelitian ini ingin mengkaji bagaimana pelaksanaan tradisi khanduri blang di Blang Geunteut Kecamatan Lhoong Kapubaten Aceh Besar dan bagaimana pemahaman teologi masyarakat terhadap tradisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pelaksanaan khanduri blang di Blang Genteut dan bagaimana pemahaman teologi masyarakat Lhoong terhadap tradisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dalam penelitian lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat petani Blang Geunteut Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar mengadakan dua jenis khanduri, pertama khanduri blang bungoeng pade, diadakan ketika tanaman padi telah terlihat berisi, dan khanduri blang thoen diadakan setelah melewati tiga tahun panen. Pemahaman teologi masyarakat Lhoong dalam tradisi khanduri Blang Geunteut ini adalah keimanan atau kepercayaan mereka terhadap Allah yang mereka jelaskan dan diamati oleh penulis dalam beberapa kegiatan pelaksanaan khanduri blang. Namun demikian, beberapa masyarakat di sana masih ada yang mempercayai cerita Geunteut yang melatar belakangi peraturan dalam bersawah (pring) peraturan sawah sebelum dilansungkan khanduri blang, dan apabila tidak ada khanduri blang maka akan gagal panen, akan tetapi masayarakat tidak dengan sepenuhnya mempercayai dan masih ada keraguan-keraguan di dalam hati mereka mengenai cerita Chiek Geunteut tersebut