Pemahaman Tasamuh Dalam Tafsir Al-Misbah

Azmidar Hayati, 180303093 (2024) Pemahaman Tasamuh Dalam Tafsir Al-Misbah. Other thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Pemahaman Tasamuh  Dalam Tafsir Al-Misbah] Text (Pemahaman Tasamuh Dalam Tafsir Al-Misbah)
Azmidar Hayati, 180303093, FUF, IAT.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (1MB)

Abstract

Kerukunan umat beragama yang sejati hanya dapat terwujud bila semua pihak berjiwa tasamuh. Tanpa keharmonisan tidak akan ada keharmonisan dan kedamaian hidup di segala bidang kehidupan manusia. Apalagi dalam bidang agama, tanpa adanya kerukunan antar umat beragama, tidak mungkin tercipta suasana kerukunan dan kedamaian dalam pergaulan antar umat beragama, karena agama merupakan hal yang sangat mendasar dan sensitif bagi umat manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pemahaman tasamuh dan menemukan pentingnya dalam penafsiran Al-Misbah dalam konteks sosial.
Metode dalam penelitian ini ialah library research. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara mengumpulkan dan menelaah data-data hasil pemikiran M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah dan memaparkan pemikirannya tentang sikap tasamuh beragama dalam al-Qur’an. Kemudian mengolah data-data yang telah didapatkan dengan menggunakan metode deskriptif-analisis.
Hasil kajian menunjukkan, pertama pemahaman kesetaraan agama dalam tafsir al-Misbah menunjukkan bahwa Alquran sebagai kitab suci umat Islam sangat mendukung nilai-nilai agama dan sosial. kesetaraan, seperti kebebasan beragama, Islam, tidak mau memaksa sama sekali. Kemudian Islam sangat menghargai keberadaan agama lain, maka kerjasama dengan non muslim sangat diperbolehkan selama tidak dalam lingkup aqidah. Tasamuh juga tidak membedakan derajat orang. Memahami sikap Tasamuh, termasuk larangan menghina berhala orang kafir. Oleh karena itu, segala tindakan intoleransi atas nama agama yang akhir-akhir ini ditujukan kepada umat Islam tidak sepenuhnya dapat dibenarkan. Kedua, pentingnya sikap tasamuh dalam konteks sosial dalam penafsiran al-Misbah ada dua, yaitu bahwa umat Islam tidak boleh memaksa setiap orang untuk memeluk suatu agama dan hal ini diatur dalam konstitusi. Umat Islam dianjurkan untuk menghormati agama lain dalam ranah sosial, tetapi tidak dalam kerangka aqidah, karena hal ini sangat penting untuk membangun peradaban dalam masyarakat yang majemuk.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X1 Al-Qur'an dan ilmu yang berkaitan
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Azmidar Hayati
Date Deposited: 29 Feb 2024 02:50
Last Modified: 29 Feb 2024 02:50
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/35816

Actions (login required)

View Item
View Item