Pan-Islamisme Jamaluddin al-Afghani dan Relevansinya dengan Penerapan Syari’at Islam di Aceh

Jamaluddin al-Afghani merupakan seorang tokoh pembaharu Islam yang hidup pada abad ke-19. Semasa hidupnya ia melihat kemunduran Islam dan ancaman penjajahan barat terhadap Negara-negara Islam. Al-Afghani mencoba mengidentifikasi penyebab kemunduran Islam dan menemukan bahwa perpecahan ummat yang menghilangkan ukhuwah islāmiyah antar sesama muslim. Lalu al-Afghani mendedikasikan dirinya untuk mempersatukan muslim dan memberi peringatan pada raja-raja Islam mengenai bahaya penjajahan barat. Konsep persatuan yang diusung al-Alfghani ini dikenal dengan konsep Pan-Islamisme. Dalam perkembangannya, konsep Pan-Islamisme berhasil tersebar ke banyak negara di dunia, bahkan hingga Indonesia. Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia, dan dengan asas desentralisasi asimetris Aceh mendapatkan berbagai keistimewaan, diantara keistimewaan tersebut adalah keistimewaan dalam bidang kehidupan beragama. Aceh berkomitmen menegakkan syariat Islam secara menyeluruh dibawah naungan hukum positif. Berangkat dari fakta tersebut, lahirlah dua masalah; yaitu bagaimana konsep Pan-Islamisme menurut Jamaluddin al-Afghani danapa relevansi konsep Pan-Islamisme Jamaluddin al-Afghani dengan konsep penerapan Syari’at Islam di Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis penelitian kajian pustaka dan dengan metode kualitatif. Penelitian ini mencoba merumuskan konsep penerapan Syari’at Islam di Aceh lalu menarik titik relevansinya dengan konsep Pan-Islamisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua relevansi antara konsep penerapan Syari’at Islam di Aceh dengan konsep Pan-Islamisme, yaitu sama-sama menghendaki kesatuan paham keislaman agar terciptanya suatu persatuan dan juga praktik mengedepankan ukhuwah islāmiyah sebagai landasan persatuan