Penerapan Sanksi Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemerkosaan Yang Dilakukan Lansia Terhadap Anak Dibawah Umur (Penelitian di Mahkamah Syar‟iyah Jantho)

Tindak kekerasan seksual dapat terjadi pada siapapun dan dapat dilakukan oleh siapa saja baik orang dewasa, anak-anak, bahkan orang yang lanjut usia melakukan tindakan tersebut. Sebagaimana kasus seorang lansia asal Montasik terbukti melakukan rudapaksa terhadap empat anak di bawah umur. Oleh karena penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah faktor penyebab trjadinya pemerkosaan anak dibawah umur yang dilakukan oleh lansia, 2) Bagaimana Penerapan Hukum Bagi Pelaku Tidak Pidana Pemerkosaan Yang Berusia Lanjut Terhadap Anak Dibawah Umur, 3) Bagaimana asas-asas hukum terhadap Penjatuhan Sanksi Oleh Hakim Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemerkosaan Yang Berusia Lanjut Terhadap Anak Dibawah Umur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian hukum empiris dengan pendekatan penelitian yuridis empiris dengan melakukan wawancara. Adapun hasil kajian, pelaku tindak pemerkosaan yang berusia lanjut terbukti secara sah dan bersalah melanggar pasal 50 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat dan memenuhi unsur jarimah kesusilaan. Ada beberapa faktor yakni faktor kejiwaan pelaku, diri pelaku, lingkungan, ekonomi, pendidikan formal dan agama, hingga faktor teknologi. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti berharap ada tindak lanjut dari pemerintah terutama diberikannya edukasi terhadap keberanian untuk melaporkan hal sekecil apapun terkait kekerasan atau pelecehan seksual