Artiker ini berjudul Mekanisme Bagi Hasil Antara Pemilik Kebun Dan Petani Serai Dikecamatan Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues yang dipublikasi pada Junal EMBis

Perkebunan serai wangi banyak di jumpai diberbagai dataran tinggi di Aceh terutama di daerah Gayo Lues. Masyarakat cenderung memilih tanaman serai wangi ini karna memiliki kecocokan dengan suhu di dataran tinggi, memiliki perawatan yang mudah dan memiliki nilai jual yang baik. Tanaman serai wangi di daerah ini memiliki kwalitas tinggi sehingga banyak diminati pihak pabrik. Di daerah ini hampir 65% masyarakat berprofesi sebagai petani serai wangi termasuk di Kecamatan Dabun Gelang. Rata-rata penduduk Dabun Gelang memiliki perkebunan serai dengan jumlah yang luar biasa, namun tidak semua pemilik kebun mampu dan sanggup mengelola perkebunan. Hal sering dilakukan dalam masyarakat adalah melakukan kerja sama antara pemilik kebun dengan petani dengan perjanjian bagi hasil setelah panen. Penelitian ditujukan untuk mengkaji mekanisme bagi hasil antara pemilik kebun dan petani pada perkebunan serai di kecamatan Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues, serta memastikan keabsahan mekanisme bagi hasil antara pemilik kebun dan petani serai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hukum normatif empiris menganalisa kegiatan dan mengaitkan tindakan masyarakat tersebut dengan hukum yang sudah ada. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem bagi hasil yang dilaksanakan oleh masyarakat telah sesuai dengan aturan adat dalam masyarakat dan tidak bertentangan dengan Hukum Agama Islam. Sehingga diketahui penerapan sistem bagi hasil musaqah apakah sudah tepat dalam kerja sama perkebunan serai tersebut.