Pengembangan Media Pembelajaran Simulasi Digital Berbasis Adobe Animate Pada Materi Microsoft Power Point Dikelas XI SMK Negeri 4 Banda Aceh

Pembelajaran adalah kegiatan interaksi edukatif. Guru membutuhkan media pembelajaran sebagai perantara penyampaian bahan ajar kepada siswa agar kegiatan belajar menjadi komunikatif dan informatif. Tercapainya tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh guru sebagai pendidik, anak sebagai siswa, lingkungan, metode dan teknik, serta media pembelajaran sebagai faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal di mana rata-rata siswa memiliki nilai rendah dalam memahami materi pembelajaran. Proses pembelajarannya masih sederhana, dan hanya ada sedikit variasi dalam penyajian informasi, hal ini karena guru belum menemukan cara baru atau kreatif untuk membuat bahan ajar yang dapat membuat siswa merespon dan belajar. Dan adapun tujuan penelitian nya untuk mengetahui bagaimana mendeskripsikan kevalidan media dan meteri pembelajaran yang dikembangan menggunakan Adobe Animate pada materi Microsoft Power Point di SMK Negeri 4 Banda Aceh dan untuk mengetahui bagaimana respon peserta didik terhadap media pembelajaran yang dikembangan menggunakan Adobe Animate pada materi Microsoft Power Point untuk SMK Negeri 4 Banda Aceh. Metode pengembangan atau r&d (research and development), digunakan dalam penelitian semacam ini. Pengembangan produk dan uji kelayakan keduanya dilakukan dengan menggunakan metode research and development. Sebuah deskriptif, metode kuantitatif digunakan untuk penelitian. Peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE menjadi landasan bagi rancangan penelitian ini, dan tahapan pengembangannya adalah evaluasi (evaluation), perancangan (design), pengembangan (development), dan implementasi (implementation). Hasil kelayakan dari multimedia interaktif yang telah dikembangkan pada Microsoft Power Point di SMKN 4 Banda Aceh diperoleh dari validasi ahli materi sebesar 78,50% dengan kategori layak, dan dari validasi ahli media sebesar 78,82% dengan kategori layak. Dan juga hasil uji lapangan berupa respon siswa terhadap multimedia interaktif diperoleh 75,38% memberikan respon layak.