Upaya Meningkatkan Pembinaan Mental Rohani Islam Dalam Pelaksanaan Tugas Prajurit Di Denintel Kodam Iskandar Muda

Penelitian ini mengkaji tentang Upaya Meningkatkan Pembinaan Mental Rohani Islam Dalam Pelaksanaan Tugas Prajurit di Denintel Kodam Iskandar Muda. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan strategi pembinaan mental prajurit di Denintel Kodam Iskandar Muda melalui doktrin pembentukan jiwa prajurit berlandaskan Agama, Pancasila dan doktrin TNI meliputi Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI dan 11 Azaz kepemimpinan dengan menjungjung tinggi santiaji dan santikarma yang merupakan tugas pokok dari pembinaan mental TNI. Untuk menjawab penelitian di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif lapangan (field Research), sehingga dalam penyelesaiannya dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, data-data dan dokumentasi yang bertempat di satuan Denintel Kodam Iskandar Muda, dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan persoalan-persoalan yang penulis lakukan berdasarkan studi kasus dan fakta dilapangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; pertama, selama ini di satuan Denintel Kodam Iskandar Muda sudah melaksanakan tiga bentuk pembinaan mental yaitu pembinaan mental ideologi, pembinaan mental tradisi kejuangan dan pembinaan mental rohani. Kedua, upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pembinaan mental rohani Islam dalam pelaksanaan tugas prajurit di Denintel Kodam Iskandar Muda yakni terbagi menjadi dua strategi yaitu; 1) upaya strategi internal meliputi kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh Komandan Satuan kepada seluruh prajurit dan keluarga besar prajurit Denintel Kodam Iskandar Muda. 2) upaya strategi eksternal meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh prajurit dan keluarga besar prajurit Denintel Kodam Iskandar Muda bersama masyarakat. Ketiga, Hasil pencapaian pembinaan mental prajurit di Denintel Kodam Iskandar Muda sudah berjalan dengan baik meskipun dalam pelaksanaan tugas pokok dilapangan, keberhasilan ini salah satunya dapat dilihat dari suatu kegiatan para prajurit mengikuti kegiatan pengajian rutin seperti Yasinan, kegiatan peringatan hari besar Islam dan para prajurit menjalankan ibadah sholat 5 waktu di Musala/Masjid dilanjutkan dengan dzikir dan do’a bersama, namun demikian tidak adanya jabatan khusus pembinaan mental sehingga kegiatan pembinaan mental yang dilaksanakan hanya berfokus kepada Komandan Satuan dan khawatir apabila pergantian kepemimpinan yang tidak sesuai akan mengakibatkan pembinaan mental satuan tidak berjalan dengan baik dan secara terus menerus.