Akuntabilitas dan Transparansi Sopir Truk Material Dalam Pelaporan Pendapatan Pengangkutan Menurut Tinjauan Akad Ijârah 'Ala Al-'Amâl (Studi Penelitian Kecamatan Batee Kabupaten Pidie)

Akuntabilitas dan transparansi dalam usaha pengangkutan material mutlak dibutuhkan untuk memastikan sopir memiliki komitmen dan tanggungjawab untuk melakukan pekerjaannya sesuai perintah pemilik truk dan orderan konsumen. Tidak ada penugasan khusus secara tertulis kepada sopir untuk memberikan pelaporan yang akurat atas pendapatan dari kinerjanya. Sehingga kondisi ini potensial memunculkan gharar pada kinerja dan pelaporan pendapatan yang tidak sesuai (tadlis), sehingga berbeda dengan pendapatan sesungguhnya. Fokus kajian ini bagaimana pelaporan kinerja sopir truk kepada pemilik usaha untuk akuntabilitas hasil kerja, upaya transparansi yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk memastikan kinerja dari sopir, dan tinjauan akad ijârah 'ala al-'amâl tentang akuntabilitas dan transparansi kinerja sopir truk. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis empiris, dan jenis penelitian deskriptif, serta teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian bahwa kinerja sopir dilaporkan secara personal kepada pemilik truk secara rutin setiap hari atau mingguan, sesuai kesepakatan. Untuk memudahkan pelaporan, pihak sopir hanya melakukannya secara lisan atau melalui faktur yang disediakan pemilik truk. Kinerja sopir truk cenderung fleksibel bahkan ada yang tidak diawasi, sopir diberi kebebasan untuk mencari konsumen yang membutuhkan material. Pelaporan dianggap real disebabkan rasa percaya bahwa transaksi yang dilakukan oleh sopir adalah transaksi yang sebenarnya. Tinjauan akad ijârah 'ala al-'amâl terhadap praktik dan kinerja sopir truk dalam pelaporan pendapatan pengangkutan material di Kec. Batee Kabupaten Pidie telah memenuhi syarat dan rukun serta tidak bertentangan dengan konsep ijârah 'ala al-'amâl. Hanya saja perilaku sebagian sopir truk yang dengan sengaja memberikan keterangan palsu kepada pemilik truk dengan tujuan memperoleh keuntungan sendiri. Dalam hal ini harus ada komitmen tinggi dari pihak sopir untuk mewujudkan akuntabilitas dan trasnparansi atas kinerja dan pendapatannya, sehingga menghindari tindakan-tindakan yang menjadi tidak sah secara syara’.