Rezeki antara Ikhtiar dan Takdir dalam Perspektif Al-Qur’an

Rezeki seharusnya harus dipahami secara linier oleh masyarakat bahwa dia ada hubungan antara usaha manusia dan ketentuan yang kuasa, tapi pada faktanya banyak mereka yang tidak memahami secara tidak baik tentang itu. Untuk itu maka menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan meneliti dua hal yaitu bagaimana penafsiran rezeki di Al-Qur’an dan hubungan antara ikhtiar, rezeki dan takdir dalam Al-Qur’an. Metodologi yang dipakai pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menerapkan pendekatan analisis deskriptif mauḍū’ī. pengkajian ini adalah studi kepustakaan yang melibatkan proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dari berbagai literatur, khususnya ayat-ayat dan tafsirnya yang relevan dengan topik penelitian sebagai sumber data primer. Dari hasil penelitian mendapati bahwa Penafsirannya rezeki bukan hanya sebatas harta dan materi, tetapi juga melibatkan aspek spiritual dan moral. Rezeki datang dari Allah, dan tindakan seperti bersedekah, bersyukur, dan berbuat baik dapat menjadi sarana untuk mendapatkan dan memperbanyak rezeki tersebut. Adapun hubungannya antara rezeki, ikhtiar, dan takdir pada Al-Qur'an mencerminkan bahwa insan diharapkan kepada selalu berusaha serta berikhtiar, tetapi pada akhirnya, segala sesuatu berada dalam kehendak dan ketentuan Allah. Rezeki datang dari-Nya, dan usaha manusia adalah bagian dari proses yang mana telah diterapkan oleh-Nya. Maka demikian, tawakal (berserah diri) kepada Allah juga merupakan aspek penting pada menghidupkan pribadi sehari-hari.