Kontrak Berjangka Pada Pengelolaan Perkebunan Sawit Dan Dampaknya Terhadap Para Pihak Dalam Perspektif Akad Ijārah ‘Ala Al-Amāl (Suatu Penelitian Di Kecamatan Suro Makmur Aceh Singkil)

Salah satu usaha yang dilakukan masyarakat desa Kecamatan Suro Makmur adalah kontrak berjangka pada kebun kelapa sawit untuk dimanfaatkan hasilnya. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti bagaimana perspektif akad ijārah ‘ala al-amāl terhadap praktek kontrak berjangka kebun kelapa sawit yang terjadi di Kecamaran Suro Makmur Aceh Singkil. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kontrak berjangka pada pengelolaan perkebunan sawit dan dampaknya terhadap para pihak dalam perspektif akad ijārah ‘ala al-amāl di Kecamatan Suro Makmur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesepakatan para pihak dalam pembuatan kontrak berjangka pada pengelolaaan perkebunan kelapa sawit di Kec. Suro Kab. Aceh Singkil, bagaimana konsekuensi kontrak berjangka pada pengelolaaan perkebunan kelapa sawit di Kec. Suro Kab. Aceh Singkil dan bagaimana perspektif akad ijārah ‘ala al-amāl dalam kontrak berjangka pada perkebunan kelapa sawit. Metode penelitian pada skripsi ini adalah metode penelitian deskritif, jenis penelitian kualitatif, sumber data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan pemberi kontrak dan penerima kontrak kebun sawit. Hasil penelitian dalam skripsi ini yaitu sistem kontrak berjangka yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Suro Makmur yaitu hanya dengan kesepakatan melalui akad saling percaya, kesepakatan tersebut timbul melalui ijab dan qabul yang dilakukan oleh kedua pihak kontrak berjangka. Konsekuensi kontrak berjangka pada pengelolaan kebun kelapa sawit di Kecamatan Suro Makmur, kerusakan dan kerugian yang terjadi karena kelalaian penerima kontrak menjadi tanggungjawab penerima kontrak. Adapun pelaksanaan kontrak berjangka pada perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Suro Makmur Kecamatan Aceh Singkil bersifat bathil karena tidak memenuhi rukun dan syarat ijārah ‘ala al-amāl yaitu mauqud ‘alaih atau objek yang dikontrakkan.