Kepribadian Guru Menurut Perspektif Al-Zarnuji (Suatu Analisis Psiko- Pedagogik)

Ada kencenderungan, masih terdapat kompetensi kepribadian guru yang rendah, sehingga bisa berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas keguruannya. Oleh karena itu, tujuan penelitian dan penulisan disertasi ini adalah untuk: (1) mengkaji konsep kepribadian guru menurut perspektif Al-Zarnuji, (2) menganalisis psiko-pedagogik terhadap kepribadian guru menurut perspektif Al-Zarnuji, dan (3) mendeskripsikan implementasi konsep kepribadian guru menurut Al-Zarnuji dengan pendekatan psiko-pedagogik dalam konteks Pendidikan Islam modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualittatif dengan menggunakan bentuk penelitian kajian kepustakaan. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan mengkaji sumber-sumber kepustakaan yang terkait dengan permasalahan penelitian, yaitu mengkaji konsep kepribadian guru menurut Al- Zarnuji melalui kitabnya Ta’limul Muta’allim dan implementasinya melalui kajian berbagai literatur terkait analisis psiko-pedagogik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru, khususnya oleh peserta didiknya, perlu menerapkan pendekatan psiko-pedagogik dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Untuk itu, guru perlu memiliki kepribadian yang mantap, dalam membentuk kepribadian peserta didik yang mantap juga. Al-Zarnuji menyebutkan enam kepribadian yang harus dimiliki guru, yaitu (1) niat yang tulus; (2) memiliki rasa kasih sayang, (3) melakukan kegiatan pembelajaran, (4) tidak mendengki, (5) menghindari diri dari pertikaian dan perdebatan sengit, dan (6) menghindari permusuhan. Berdasarkan konsep kepribadian guru menurut perspektif Al-Zarnuji, maka implementasinya dengan pendekatan psiko-pedagogik dalam konteks pendidikan Islam modern, akan berdampak pada pembelajaran yang diterapkan guru. Niat yang tulus, sebagai landasan motivasi pembelajaran, Sifat kasih sayang guru terhadap peserta didiknya, melahirkan model pendidikan yang humanis. Kedisiplinan guru dalam mengajar, mewujudkan model pendidikan karakter. Menghindari diri sifat dengki, melahirkan model pendidikan yang adaptif. Menghindari diri dari pertikaian dan perdebatan sengit, melahirkan model pendidikan yang persuasif. Menghindari permusuhan, melahirkan model pendidikan damai.