Penafsiran al-Qur’an Surat al-Nisā’ Ayat 34 tentang Kedudukan Perempuan Menurut Tafsir Klasik al-Ṭabarī dan Kontemporer al-Misbah

Safra Ulya, 201006020 (2024) Penafsiran al-Qur’an Surat al-Nisā’ Ayat 34 tentang Kedudukan Perempuan Menurut Tafsir Klasik al-Ṭabarī dan Kontemporer al-Misbah. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

[thumbnail of Penafsiran al-Qur’an Surat al-Nisā’ Ayat 34 tentang Kedudukan Perempuan Menurut Tafsir Klasik al-Ṭabarī dan Kontemporer al-Misbah] Text (Penafsiran al-Qur’an Surat al-Nisā’ Ayat 34 tentang Kedudukan Perempuan Menurut Tafsir Klasik al-Ṭabarī dan Kontemporer al-Misbah)
Safra Ulya.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (3MB)

Abstract

Surat al-Nisā’ ayat 34 secara garis besar berbicara tentang kepemimpinan laki-laki atas perempuan, Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat ini terutama dalam hal kedudukan perempuan dalam ayat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan penafsiran surat al-Nisā’ ayat 34 tentang kedudukan perempuan dalam tafsir al-Ṭabarī dan dalam tafsir al-Misbah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah metode muqaran Jenis penelitian yang dipakai adalah library research. Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tafsir al-Tabari dan al-Misbah. Setelah diteliti terdapat tujuh poin perbedaan antara kedua tafsir. 1) Tafsir al-Ṭabarī menafsirkan kata wa uhjurūhunna sebagai mengurung istri sedangkan Tafsir al-Misbah tidak melakukan hubungan suami. 2), Tafsir al-Ṭabarī menuliskan asbāb al-nuzūl sedangkan Tafsir al-Misbah tidak. 3), Tafsir al-Ṭabarī mengartikan kata rijāl sebagai “suami” sedangkan al-Misbah sebagai laki-laki. 4), Tafsir al-Ṭabarī mengatakan alasan laki-laki dilebihkan atas perempuan karena alasan finansial, sedangkan Tafsir al-Misbah karena dua alasan, pertama karena alasan fisik dan psikis, kedua karena alasan finansial. 5) Tafsir al-Misbah melewati bagian ciri-ciri wanita salihah, sedangkan al-Ṭabarī menafsirkannya kepada wanita yang taat pada Allah dan suami juga menjaga dirinya. 6) tafsir al-Ṭabarī menafsiran penggalan akhir ayat sedangkan Tafsir al-misbah tidak. 7) Dari segi rujukan tafsir al-Ṭabarī tafsir bi al-ma’thur dan tafsir al-Misbah bi al- ra’y. Dari ketujuh perbedaan dapat disimpulkan bahwa tafsir al-Ṭabarī memposisikan istri lebih rendah dibandingkan suami, namun tidak serendah budak atau semacamnya. Suami tetap tidak berlaku sewenang-wenang terhadap istri. Sedangkan dalam tafsir al-Misbah memposisikan istri dan suami setara, hanya fungsinya saja yang berbeda.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X1 Al-Qur'an dan ilmu yang berkaitan > 2X1.3 Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Program Pascasarjana > S2 Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Safra Ulya
Date Deposited: 05 Aug 2024 03:47
Last Modified: 05 Aug 2024 03:47
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/37771

Actions (login required)

View Item
View Item