Operasional Berkelanjutan PLTA Krueng Isep Nagan Raya Ditinjau Dari Aspek Ekonomi Lingkungan

Aceh mempunyai beban puncak penggunaan listrik mencapai 400 MW dengan ketersediaan energi mencapai 639 MW. Aceh mempunyai 30 lokasi strategis yang bis dibangun PLTA dengan total energi listrik yang dihasilkan mencapai 3.288,95 MW. Umur operasional PLTA bisa bertahan cukup lama, yakni sekitar 50 tahun sementara pembangkit listrik terbarukan lainnya berumur 30 tahun. Salah satu masalah yang kerap dihadapi PLTA yaitu masalah sedimentasi yang terdapat di bendungan. PLTA Krueng Isep terletak di aliran sungai Krueng Isep di ruas Beutong, Gampong Pante Ara, kabupaten Nagan Raya, Aceh. PLTA ini mengandalkan 3 turbin Pelton dengan kemampuan total 20 MW untuk menghasilkan energi listrik sebesar 69,217,586 kWh/tahun. PLTA ini sudah
beroperasi dari tahun 2019 dan mengalami masalah sedimentasi pada bak penampung sebesar 16.752 m3/tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh sedimentasi terhadap kapasitas bak penampung, periode efektif penggelontoran sedimen dan kerugian energi dari penggelontoran sedimen PLTA Krueng Isep. Analisis pengaruh sedimentasi terhadap kapasitas bak penampung mendapatkan hasil bahwa PLTA Krueng Isep mengalami pengurangan kapasitas 17,45% setelah 20 tahun operasional. Periode efektif untuk penggelontoran sedimen pada bak penampung PLTA Krueng Isep adalah 1 (satu) minggu satu kali untuk menghindari pendangkalan sungai. Kerugian energi yang diakibatkan dari penggelontoran sedimen pada bak penampung PLTA Krueng Isep 800,22 kWh per 1 (satu) kali penggelontoran.