Strategi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Meningkatkan Kinerja Pasca Covid-19 Di Kota Banda Aceh Berdasarkan Perspektif Maqashid Syariah (Studi Pada Pabrik Tahu Sumedang Timbul Jaya, Pabrik Tempe Olis Dan Olis Cincau)

UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian karena mereka menyumbang sebagian besar lapangan kerja dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Penelitian ini mengeksplorasi peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mempertahankan bisnisnya pasca pandemi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bersifat induktif, yang umumnya digunakan dalam penelitian terhadap individu, komunitas, atau lembaga sosial. Berdasarkan hasil penelitian pada tiga pabrik UMKM di Kota Banda Aceh, dapat disimpulkan Strategi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di pabrik Tahu Sumedang Timbul Jaya, Tempe UD Olis, dan Cincau Olis memiliki perbedaan dalam menerapkan strategi untuk mempertahankan usahanya, terutama dalam aspek pemasaran dan mempertahankan kualitas produk. Meskipun demikian, ketiganya memiliki kesamaan dalam fokus pada satu produk dan pasar sasaran yang tetap. Strategi pengembangan UMKM ini juga dinilai dari perspektif ekonomi Islam dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Ad-dharuriyyat (الضروريات) Dalam konteks Maqashid Syariah, dharuriyyat merujuk pada lima kebutuhan dasar atau kepentingan fundamental yang harus dilindungi dan dipenuhi untuk menjamin kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat. Lima aspek dharuriyyat ini adalah:1. Agama (ad-din), 2. Jiwa (an-nafs), 3. Akal (al-'aql), 4. Keturunan (an-nasl), 5. Harta (al-mal).