Hubungan Sensation Seeking Dengan Aggressive Driving Behavior Pada Siswa SMAN 8 Banda Aceh

Aturan lalu lintas dibuat agar pemakai jalan terhindar dari dampak yang tidak diinginkan. Namun pada kenyataannya, masih banyak ditemui pengguna jalan yang tidak mematuhi aturan-aturan saat berkendara seperti mengemudi agresif (berkendara melebihi batas kecepatan, melanggar rambu lalu lintas, menyalip, membunyikan klakson berlebihan) atau biasa dikenal dengan istilah aggressive driving behavior. Salah satu faktor yang mempengaruhi aggressive driving behavior adalah sensation seeking. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara sensation seeking dengan aggressive driving behavior pada siswa SMAN 8 Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 245 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat ukur penelitian ini disusun oleh peneliti yaitu skala sensation seeking berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Zuckerman dan Aluja serta skala aggressive driving berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Houtson, Harris dan Norman. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi person product moment. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,729 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Hubungan kedua variabel menunjukkan hubungan arah positif yakni semakin tinggi sensation seeking maka semakin tinggi pula aggressive driving behavior sebaliknya semakin rendah sensation seeking maka semakin rendah aggressive driving behavior.