Pola Komunikasi Wali Asuh dalam Mengatasi Mispersepsi Anak Binaan (Studi pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh)

Ulfah Wildani, 190401117 (2024) Pola Komunikasi Wali Asuh dalam Mengatasi Mispersepsi Anak Binaan (Studi pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh). Other thesis, Universitas Islam Negeri Ar-raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Ulfah Wildani, 190401117 (2024).pdf] Text
Ulfah Wildani, 190401117 (2024).pdf

Download (3MB)

Abstract

Wali asuh adalah seseorang pembina di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yang berperan dalam proses pembinaan dengan tanggung jawab pengawasan, keamanan, dan keselamatan anak binaan untuk meningkatkan dan mengembangkan sikap dan pengetahuan anak binaan secara terarah dan teratur guna menjadikannya orang baik dan berguna agar mampu untuk hidup bermasyarakat. Pada proses pembinaan sering terjadi mispersepsi antara wali asuh dengan anak binaan, hal tersebut diakibatkan beberapa hal seperti stereotif dan stigma negatif terhadap LPKA, perbedaan latar belakang sosial dan budaya dan tingkat pemahaman yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di LPKA Kelas II Banda Aceh yang bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi wali asuh dalam mengatasi mispersepsi anak binaan dan faktor yang menyebabkan mispersepsi pada proses pembinaan. Teori pemrosesan informasi digunakan untuk menganalisis pola komunikasi antara wali asuh dan anak binaan dalam mengatasi mispersepsi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mispersepsi antara wali asuh dan anak binaan yang disebabkan oleh stigma negatif terhadap LPKA, keragaman latar belakang anak binaan, dan perbedaan tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran.Untuk mengatasi mispersepsi, wali asuh menggunakan tiga pola komunikasi : komunikasi satu arah, dua arah, dan multi arah. Komunikasi satu arah bersifat aksional, di mana wali asuh sebagai komunikator aktif memberikan perintah atau informasi tanpa adanya umpan balik dari anak binaan. Pola ini sering terlihat dalam kegiatan sehari-hari yang bersifat instruktif, seperti pengumuman atau pemberian sanksi. Di sisi lain, pola komunikasi dua arah lebih sering digunakan untuk membangun hubungan yang lebih personal dan interaktif antara wali asuh dan anak binaan, memungkinkan terjadinya umpan balik dan dialog yang membantu dalam proses pembinaan dan rehabilitasi. Pola komunikasi multi arah melibatkan lebih banyak pihak, termasuk orang tua dan pihak eksternal seperti lembaga pendidikan, melalui sistem komunikasi berbasis grup WhatsApp dan kerjasama formal. Penelitian ini menemukan bahwa pola komunikasi dua arah lebih efektif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak binaan, mengurangi mispersepsi, dan membangun hubungan yang lebih baik antara wali asuh dan anak binaan.
Kata Kunci: Wali Asuh, Anak Binaan, Pola Komunikasi, LPKA Kelas II Banda Aceh

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 206 Tokoh dan Organisasi
200 Religion (Agama) > 207 Misi dan Pendidikan Agama
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: Ulfah Wildani
Date Deposited: 04 Sep 2024 03:32
Last Modified: 04 Sep 2024 03:32
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/38750

Actions (login required)

View Item
View Item