Dampak Stratifikasi Sosial Terhadap Penentuan Mahar Perkawinan Di Masyarakat Simeulue (Studi Kasus Desa Silengas Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue)

Mahar merupakan salah satu syarat dalam sebuah pernikahan. Dan besaran maharnya tidak pernah tetap jumlahnya. Dan mahar berfungsi sebagai alat yang masih digunakan dalam praktik perkawinan. Praktek memberikan mahar pada masyarakat Simeulue berbeda dengan daerah Aceh lainnya dimana hanya memberikan mahar dalam bentuk emas. Sedangkan hadiah mahar yang diberikan oleh pihak mempelai pria kepada mempelai wanita di Simeulue berupa emas dan uang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak stratifikasi sosial terhadap penentuan mahar perkawinan di Desa Silengas Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeulue. Teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teori fungsional yang dikemukakan oleh Kingsley Davis dan Wilbert Moore tentang stratifikasi sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu studi terhadap fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat validitas prinsip antara mahar perempuan dan stratifikasi sosial pada masyarakat Desa Silengas yang terdapat dalam teks. Peraturan ini mengatur mengenai besaran mahar yang merupakan tanda atau simbol status sosial seorang perempuan. Klasifikasi konsep ini masih berlaku di Desa Silengas. Namun peraturan tersebut telah berubah terkait dengan penentuan mahar. Secara spesifik, penentuan besaran mahar dahulunya didasarkan pada asal usul atau garis keturunan perempuan dan tidak memberatkan, saat ini pendidikan dan profesi perempuan menjadi faktor penentu yang mampu menyebabkan perubahan stratifikasi sosial yang menjadi ciri dirinya berkembang di masyarakat.