Makna Teologis dalam Perayaan Tahun Baru Islam di Gampong Suka Mulya, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar

Perayaan hari besar Islam merupakan perayaan kegiatan yang dirayakan oleh umat Muslim. Biasanya, tradisi tahun baru Islam identik dengan kegiatan keagamaan di masjid atau meunasah, atau rasa kegembiraan dengan mengadakan pawai obor, pameran dan pesta mercon sedangkan di Gampong Suka Mulya, tradisi ini diwarnai dengan kegiatan kenduri kuburan. Tradisi kenduri kuburan di Gampong Suka Mulya merupakan tradisi yang unik dan berbeda dengan tradisi memperingati tahun baru Islam di daerah lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif (field research). Hasil penenelitian menunjukkan bahwa awal munculnya tradisi kenduri kuburan pada tahun 2015 yang dicetuskan oleh Bapak Muhammad Saidin yang merupakan mantan Geuchik Gampong Suka Mulya. Tradisi kenduri kuburan bermaksud untuk merubah pola pikir masyarakat agar melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. Selain itu sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah SWT yang telah memberi kehidupan hingga saat ini. Tradisi kenduri kuburan tidak hanya merupakan ritual sosial belaka, tetapi memiliki makna teologis. Sebagian masyarakat Gampong Suka Mulya meyakini bahwa tradisi kenduri kuburan dalam rangka memperingati tahun baru Islam dianggap sebagai tolak bala. Namun demikian, masyarakat juga memaknai tradisi tersebut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Allah SWT. Selain itu, makna yang terkandung didalamnya adalah mengingatkan kepada kematian, nilai hijrah dan intropeksi diri dan refleksi. Adapun nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam tradisi perayaan tahun baru Islam di Gampong Suka Mulya adalah interaksi sosial, nilai agama dan identitas budaya